<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Ramadhan Karim

Sunday, August 31, 2008
Awal Ramadhan

Beberapa negara telah menentukan awal Ramadhan. Tadi mufti mesir, DR. Ali jum'ah mengumumkan bahwa penetapan awal ramdhan 1429 H adalah hari senin tanggal 1 september 2008. Hal ini didasarkan pada hasil pemantauan hilal pada beberapa titik lokasi oleh tim ahli. Bulan sabit pada hari sabtu, tanggal 30 Agustus 2008 belum terlihat setelah mata hari terbenam. Sehingga penetapan hari terakhir bulan sya'ban adalah pada hari minggu, tanggal 31 Agustus 2008. Dan senada dengan Mesir, pihak Arab Saudi, Palestina, Kuwait, Qatar, bahrain, dan juga Uni Emirat juga akan memulai berpuasa pada hari senin, 1 September 2008. Namun tetangga dekat Mesir, Libya akan memulai puasa pada hari minggu, 31 Agustus 2008. Beda lagi dengan Iran yang akan memulai puasa pada hari selasa, 2 September 2008. Irak, kaum syiahnya akan memulai puasa tanggal 2 September, sedang kaum sunninya akan memulai 1 September, mengikuti Arab Saudi.

Di Indonesia, Pemerintah belum menentukan. Namun muhammadiyah sudah menentukan awal puasa adalah hari senin, 1 september 2008.

Inilah keindahan islam. Dimana perbedaan akan menjadi rahmat, bukan malah menjadi pemecahan. Walaupun berbeda penentuan tanggal satu ramadhan, walau berbeda penentuan satu syawal, tapi tetap memegang teguh ruhul islam, yaitu al-Qur-an dan Hadits. Perbedaan itulah yang memjadi warna.


Ramadhan di Mesir

Ramadhan di Mesir sangatlah wah. Semua penduduk Mesir, dari desa sampai ke kota, semuanya sangat menghormati datangnya bulan ramadhan. Mereka berlomba-lomba menyambut bulan ramadhan dengan antusias. Suasana religius akan nampak lebih kentara ketimbang di bulan lainnya.

"Ramadhan Karim," kalimat itu akan sering kita dengarkan bila menjumpai seseorang yang sedang terlibat pertengkaran mulut, atau terjadi kesalahfahaman. Dengan kalimat tersebut, orang yang berselisih akan segera mengucapkan istighfar, dan redalah perselisihan. Hebat bukan?

Sementara itu, di toko-toko, di rumah-rumah, dan di jalan-jalan akan dibersihkan, dipasangi lampu-lampu hias yang semacam lampion kalau di Cina, dan dihiasi beberapa poster-poster tentang ayat dan hadits-hadits mengenai keutamaan bulan ramadhan.

Bukan itu saja, kalau anda berkunjung ke Kairo, anda akan mendapati banyak orang mengantri di masjid-masjid, di musholla-musholla kecil, atau di rumah-rumah pengusaha untuk mendapatkan musa'adah. Biasanya, para pemberi musa'adah ini lebih mengutamakan para penuntut ilmu dan fakir miskin. Terutama yang berkebangsaan asing, atau sering disebut sebagai wafidin. Mungkin, menurut para pemberi musa'adah itu, dengan menyalurkan harta mereka pada penuntut ilmu akan lebih bermanfaat, karena tentu saja, kebutuhan penuntut ilmu adalah kebutuhan untuk membeli kitab-kitab. Dan tentu saja, yang akan merasakan nantinya, bukan hanya si penuntut ilmu, tapi orang yang nantinya didakwahi oleh sang penuntut ilmu, dan seterusnya. Nah, pahalanya kan akan mengalir terus tuh, dan tentunya, si pemberi musa'adah tersebut akan kecipratan juga pahalanya. Itu baru sekadar "mungkin" lho. Hehehehe. Selanjutnya, ya terusin aja sendiri.

Sementara itu, yang sangat menarik, adalah adanya maidaturrahman, atau kalau saya terjemahkan serampangan hidangan kasih sayang. Hidangan tersebut disediakan kepada orang-orang yang berpuasa. Hidangan ini disediakan secara gratis. Menunya bermacam-macam, yang pasti ada ta'jil dan makanan beratnya. Kalau ta'jil, biasanya kurma dan air putih. Nah, makanan beratnya ini bermacam-macam. Kadang nasi dengan ayam utuh, terkadang daging, kadang juga kusyari. Halah pokoknya macam-macam-lah. Jadi, kalau sedang dalam perjalanan misalnya, pokoknya di bulan ramadhan, dan tentu saja berada di mesir, jangan takut tidak mendapatkan ta'jil. InsyaAllah semuanya akan aman. Hehehe. Yang penting nggak ketiduran di padang pasir aja. Hehehe. Pokoknya makmur deh di bulan Ramadhan.

Teng...teng...teng....

Ramadhan Karim.

Selamat Menunaikan Ibadah Puasa.

Surat Cinta

Saturday, August 30, 2008
Sebutlah ia Muhammad Dalwun *bukan nama sebenarnya :D* memendam rasa terhadap seorang gadis, Siti Mighrofah *juga bukan nama sebenarnya*. Ia selalu memuja sang gadis pujaan di setiap kesempatan. Melamun, yang dilamunin si gadis lamunan. Membayang, yang terbayang si gadis bayangan. Huh...Emang punya rasa itu sangat menyiksa. "Dasar perasaan, datangnya tanpa salam," rutuk Dalwun dalam hati, "Enyahlah kau, Perasaan," otaknya ikut menggerutu.

Karena merasa begitu tersiksa oleh rasa, akhirnya si Dalwun memutuskan untuk menyampaikan perasaannya itu kepada si pujaan hati. Namun, ia merasa bingung. Melihat si gadis dari jauh saja ia sudah merasa gugup, hatinya dag dig dug, badannya gemetaran, dan tentu saja membuat lidahnya kelu, apalagi harus bertatap muka, menyampaikan......Huh kah. Otaknya berputar-putar seperti gasing *halah...hiperbola banget sih* lalu seperti dalam adegan dalam film-film. Si Dalwun menemukan ide. Ting !!!

Pake surat saja

Iya. Benar, kalau pake surat kan tidak perlu ngomong. Paling banter gemetarannya waktu nganterin aja. Dan tentu saja ga usah ngomong apa-apa. Upss...Ada yang kelupaan. Si Dalwun kan tidak bisa menulis surat cinta. Maklum, tidak pernah merasa jatuh cinta sih.*Hahaha..kasian banget si Dalwun....* Si Dalwun tidak kehabisan akal, ia pergi ke temannya yang pinter nulis. Ia minta tolong untuk dituliskan surat cinta.

Singkat kata singkat cerita. Teman Dalwun membuatkan surat cinta yang sangat romantis. Ia memilihkan kata-kata dalam suratnya dengan penuh perasaan. Ia menulis dengan hati. Ia membayangkan, seolah-olah orang yang akan dikirimi surat oleh Dalwun itu adalah telaga tempat jiwanya bermuara *Halah tinggal ngomong ia mengumpamakan pujaan hati si Dalwun sebagai pujaan hatinya sendiri aja pake acara muter-muter..halah, gitu aja kok repot.Hehehe* Dan akhirnya surat pun selesai dibuat.

Dalwun menerima surat itu dengan rasa terimakasih tak terhingga. Setelah membaca dan menghafalkan isi surat, Dalwun bergegas menemui sang gadis pujaan. Dengan langkah malu-malu, Dalwun mendekati gadis pujaan tersebut. Lalu dengan tanpa banyak basa-basi, ia menyerahkan surat beramplop merah jambu itu kepada sang gadis. Tangan Dalwun gemetaran. Entahlah, mungkin karena rasa tidak tega melihat kondisi Dalwun, akhirnya sang gadis segera mengambil surat tersebut. Maka giranglah hati Dalwun. Kemudian ia bergegas pergi. Setelah berjalan beberapa meter, seraya hatinya berkata Yes! Yes! Yes! kemudian ia berlari kencang. Kencang sekali. Seperti seseorang yang baru menemukan harta karun. Huh...dasar Dalwun.

Sementara si gadis juga merasakan kebahagiaan yang tiada tara. Karena sebenarnya, diam-diam ia menaruh hati juga pada si Dalwun. Cuman, apalah daya. Ia seorang perempuan yang hanya bisa menunggu. Ingin ia menyalahkan dirinya yang tidak bisa kreatif. Bukankah Khodijah yang mengutarakan isi hatinya terlebih dahulu kepada Rasul. Ah, tapi lagi-lagi ia terbentur dengan kebiasan di jaman modern ini. Perempuan hanya bisa menunggu, menunggu, dan menunggu. Padahal pekerjaan paling membosankan adalah menunggu. Huh...sial bukan. Beruntunglah, orang yang nyangkut di hatinya juga punya rasa terhadapnya. Dan surat itu, adalah surat yang ditunggu-tunggunya. ia baca berulang-ulang, sampai ia benar-benar hafal. Dimana titik, koma, tanda seru, dan lain sebagainya. Ia pahami benar isi surat itu agar tidak salah memahami dan mengartikannya. Lalu dalam hati ia berkata.

Terima kasih ya Allah.
Memang kun-Mu tidak mungkin tidak fayakun.

Kemudian sang gadis berdoa dan bersiap membalas surat itu.

***

Sore itu Dalwun sedang bersantai di rumah bersama dua orang temannya. Ia sedang menonton pertandingan Manchester United melawan Arsenal. Biasanya kalau sedang begini, ia tidak bisa diganggu gugat. Mau ada badai, gempa bumi kek, pasti tidak akan mempengaruhinya. Semuanya akan dianggapnya hampa. Yang ada hanya Christian Ronaldo, Rooney, dan kawan-kawannya. Hahaha. Dasar Dalwun Gibol (Gila bola).

tok..tok..tok

Suara pintu diketok. Dalwun masih tetep konsentrasi ke arah pertandingan. Satu temannya beranjak untuk membukakan pintu. Dibukalah pintu itu.

"Assalamualikum"
"Waalaikum salam"
"Dalwun ada, Mas?"
"O ya, ada, silahkan masuk"
"Terima kasih, saya hanya ingin menyampaikan ini. Soalnya saya sedang terburu-buru," sang tamu menunjukkan amplop dengan belang merah biru di bagian tepinya.
"Hmmm, sebentar ya. Wuuun!! ada yang nyari tuh"
Si Dalwun tidak menyahut. Ia masih berkonsentrasi ke pertandingan.
"Wah, kayanya dia masih serius nonton bola, Mas. Ya udah, biar saya saja yang ngasih ke dia, Mas"
"Wah, maaf, tidak bisa. Ini amanat. Saya harus menyampaikan langsung ke Dalwun."
"Ya sudah, kalau begitu Mas masuk saja."
"Baiklah"
Akhirnya si tamu masuk.

"Hmmm....Maaf, yang namanya Muhammad Dalwun yang mana ya?"
Satu orang langsung menoleh ke arahnya. Sedang yang satunya masih konsentrasi ke arah televisi. Serius. Si orang yang menoleh, langsung memanggil Dalwun. Wun, tuh ada yang nyari tuh. Jangan serius terus.

"Mas, saya ingin menyampaikan amanat. Ini ada titipan dari siti Mighrofah"

Jrengggg ! ! ! !

Mendengar kata Mighrofah, Dalwun merasa tersambar petir di sore bolong. Telinganya pekak tiada terkira. Dan pandangannya langsung serius ke arah tamu.

"Siti Mighrofah? ada apa?"
"Ini ada amanat. Katanya harus disampaikan secara langsung kepada anda," si tamu langsung memberikan sepucuk amplop tersebut dan kemudian pamit.

Setelah kepergian si tamu, Dalwun hanya bisa bengong sendiri. Sementara dua temannya melanjutkan menonton pertandingan antara MU Vs Arsenal.

"GOLLLL," suara kedua teman Dalwun.

Tapi suara itu tidak berpengaruh sedikit pun terhadap mata Dalwun dalam memandangi sepucuk surat di tangannya. Dan ia langsung masuk ke kamar untuk membaca surat tersebut. *Dasar Dalwun aneh. Tadi serius nonton bola, sekarang malah serius nonton kertas*

Dalwun merasa sangat was-was, khawatir dengan isi surat tersebut. Ia khawatir dengan jawaban Siti Mighrofah atas surat cintanya yang ia sampaikan dua hari yang lalu. Bagaimana tidak, seandainya Mighrofah menerima bagaimana?, seandainya Mighrofah menolak bagaimana? semua perasaan merasuk menusuk-nusuk. Jantungnya berdegup kencang saat membuka amplop tersebut. Ia membukanya dengan sangat hati-hati.

Kepada Muhammad Dalwun
di tempat

Assalamualikum Wr.Wb

Surat Mas kemarin sudah saya baca. Saya tidak menyangka kalau Mas seromantis itu. Kata-katanya indah dan sangat menyentuh. Terima kasih, Mas.

Waktu membacanya, seluruh badan saya bergetar. Saya tidak bisa membayangkan, bisa-bisanya Mas mengatakan bahwa saya adalah Bidadari paling cantik yang pernah Tuhan kirimkan ke dunia. Bidadari mana...Upss, Perempuan mana yang hatinya tidak klepek-klepek mendengar pujian semacam itu. Sungguh, waktu itu serasa mau pingsan. Untungnya saya masih bisa bertahan. Namun, kristal bening tak mampu saya bendung. Ia mengalir begitu saja melewati celah-celah indera penglihatku. Pipiku memerah, sekaligus basah.

Terus terang, saya sangat senang, Mas. Senang. Senang sekali membacanya. Entah sudah berapa kali saya membaca surat itu. Dan di setiap membacanya, pipiku pasti basah.

Saya tahu kalau Mas itu gagah dan tampan. Bahkan kalau disandingkan dengan nabi Yusuf sekalipun, mungkin Mas akan lebih tampan sedikit. Hmmm... Namun, saya harus meminta maaf sebesar-besarnya. Karena menurut saya, mana mungkin perempuan secantik saya bisa bersanding dengan orang setampan Mas. Mana mungkin? mana bisa? mana tahan?

Serius, Mas. Saya tidak bisa menjadi pacar Mas.

Maka dengan datangnya surat ini, saya MENOLAK menjadi pacar Mas. Saya nyatakan saya MENOLAK. Baca dengan benar ya, Mas. Saya MENOLAK. eM, eN, O, eL, A, Ka. ME....NO...LAK.

Membaca sampai di situ, Dalwun merasa tidak perlu menyelesaikan surat itu. Ia tidak mau melanjutkan tulisan yang berada dibaliknya. Lagian jawabannya sudah ia ketahui. Tubuhnya bergetar hebat. Otaknya tidak mempercayainya. Tapi, karena rasa penasaran yang selalu menyerang, akhirnya ia kuat-kuatkan diri untuk menyelesaikannya. Dibaliknya kertas surat itu, dan kemudian melanjutkan membaca.

Maaf, Mas. Sekali lagi, maaf. Saya yakin sekali, Mas akan menangis membaca penolakan saya ini. Ya, jadi impas kan. Saya hanya ingin membalas air mata saya atas surat Mas tempo hari. Sekali lagi maaf.

Terakhir, saya hanya minta satu. Kalau Mas memang serius. Saya tidak ingin menjadi pacar Mas, Saya ingin menjadi istri Mas. Terima kasih, Mas. mudah-mudahan Mas puas dengan jawaban saya.


Salam
Siti Mighrofah

Seketika itu Dalwun langsung kegirangan. Seolah-olah kegirangannya itu diiringi musikalisasinya Sapardi Djoko Damono yang berjudul Aku Ingin. Ia meloncat kegirangan. "Yes ! Yes ! Yes !" Sambil meninju-ninju angin.

Setelah selesai dengan kegirangannya itu. Ia kembali duduk. mengulangi lagi membaca surat itu. Dibacanya lagi. dibaca lagi dan lagi. Sampai akhirnya ia hafal benar kalimat per-kalimatnya. huruf per-hurufnya. Tanda titiknya, komanya. Huh...dasar si Dalwun.

***

Satu minggu telah berlalu. Tapi Dalwun masih saja menghayati surat dari Siti Mighrofah. Satu temannya merasa heran dengan perubahan Dalwun itu. Sejak menerima surat tempo hari itu, Dalwun jarang makan, tidak lagi nonton bola, yang ada malah mengurung diri terus di dalam kamar. Temannya itu tahu kalau ia sedang jatuh cinta. Lalu dihampirinya Dalwun ke dalam kamarnya.

"Hmmm...ada yang jatuh cinta nih"
"Ah, kamu, Min. Ngagetin aja."
"Surat cinta, ya?"
"Hmmm...nggak kok. Surat biasa. Surat tugas"
"Halah...sudahlah, ngaku aja"
"Hmmm, iya deh, ngaku, surat cinta," Dalwun nyengir.
"Ya, emang manusia menjadi aneh kalau sudah bersentuhan dengan cinta"
"O ya?"
"Ya. Seperti kamu itu. Sampe lupa segalanya"
"Masa sih?" ekspresi Dalwun sok polos.
"Sebagai teman saya cuman mau ngingetin. Hati-hati dengan perempuan"
"Maksudmu?"
"Perempuan, kan udah dijadikan senjata sama iblis untuk menjerumuskan manusia"
"Ya, itu kan karena kamu belum pernah jatuh cinta aja, Min"
"Bukan begitu, Wun. Kamu tahu sendiri, kan, bagaimana nabi Adam sampai diturunkan ke bumi? itu karena Iblis menjadikan Hawa sebagai senjatanya. Tuh, kan. Perempuan."
"Bisa aja, kamu, Min"
"Iya, tapi saya sendiri heran dengan manusia"
"Kenapa?"
"Ya, Padahal Allah sudah mencintainya, bahkan mengirimkan surat-surat cintaNya kepada manusia. Tidak tanggung-tanggung, sampai seratus empat belas surat. Bisa dibayangkan. Tapi manusia tidak pernah mau membalas cintaNya."
"Maksudmu?"
"Ya, seandainya saja manusia mau membaca surat-surat cintaNya, seperti yang kau lakukan ini."
"Iya, ya"
"Kamu mau membaca surat cinta itu kan karena kamu memiliki rasa cinta terhadap pujaan hatimu itu. Iya, kan?"
"iya"
"Nah, berarti orang yang tidak mau membaca surat cintaNya itu gimana dong?"

Si Dalwun tidak menjawab. Amin pergi meninggalkan Dalwun. Terdengar adzan maghrib menggema menyambut bulan Ramadhan.

SELAMAT MENYAMBUT BULAN RAMADHAN
SELAMAT MENJALANKAN IBADAH PUASA

NB: Dalwun : Ember (Bahasa Arab)
Mighrofah : Gayung (Bahasa Arab)

Tamu Agung

Friday, August 29, 2008
Ahlan wa sahlan ya Ramadan. Saya ucapkan selamat datang pada kehidupanku, dan hidup orang-orang yang sudah memasuki era digital ini, ya Ramadhan. Bagaimanapun caramu datang, aku tetap bahagia, aku tetap senang. Sesopan atau setidak sopan apa pun kau datang, aku akan tetap menghargaimu, aku akan mengagungkanmu. Walaupun sebenarnya aku tahu, tanpa aku agungkan juga kau sudah agung. Ya, Allah telah memberikan kelebihan-kelebihan kepadamu dari bulan-bulan yang lain. Kau tidak tahu, mungkin bulan-bulan lain iri sama kamu, karena putrinya pangeran selatan selalu meminta mereka untuk tidak tampil. Putrinya pangeran selatan itu meminta kamu yang selalu hadir dalam siklus duabelas-an itu. Huh....

Baiklah, Baiklah...
Karena Allah sudah mengatakan kun, maka jadinya fayakun. Siapa yang bisa membantah. Aku tidak bisa berbuat apa-apa. Hanya bisa pasrah dan melaksanakan perintah.

Baiklah, aku akan bahagia dengan kedatanganmu, karena dengan bahagia atas kedatanganmu dan tentu saja disertai iman, Allah akan mengharamkan jasadku dijilat api neraka yang panasnya sangatlah dahsyat.

Baiklah, aku akan menambah porsi ibadahku, karena aku dapat kabar, semua amal ibadah di bulan kedatanganmu ini akan dilipat gandakan sepuluh kali lipat. Subhanallah.

Baiklah, aku akan rajin sholat malam, karena di koran-koran, di radio-radio, di televisi-televisi disiarkan bahwa ada malam yang sangat istimewa di bulan kedatanganmu ini. Yaitu malam Lailatul Qadar. Satu malam yang nilainya sama dengan seribu bulan.

Ya, karena yang mengirimmu adalah yang maha pemurah, penyayang, dan juga maha mencintai, maka aku akan menyambutmu. Aku akan menyambutmu dengan melebihi cara penyambutanku ketika kedatangan duta besar, presiden, keluargaku, atau calon istriku. Ya, aku janji, aku akan menyambutmu melebihi cara penyambutanku terhadap yang lain.

SELAMAT DATANG TAMU AGUNG, SELAMAT DATANG.

Cinta Kamu

Tuesday, August 26, 2008
Mungkin aku akan menjadi orang yang paling menyesal di dunia, kalau aku tidak mengatakan apa-apa kepadamu. Kepada orang yang aku cintai. Kamu.

I knew you. I knew everything about you. Karena pengetahuanku itulah, aku berusaha untuk tidak menyesal, dan berusaha untuk tidak mengatakan apa-apa kepadamu. Ya, aku berusaha untuk tidak berbuat apa-apa.

Hmm... Tapi perasaan ini sudah menjadi sembilu. Ya, sembilu yang telah menusuk dalam ke arah perutku. Darahku mengalir deras; muncrat. Aku sekarat.

Karena aku lelaki, aku berpikir, memanfaatkan anugerah Yang Maha Memberi yang berupa akal pikiran ini, memanfaatkan otakku, dan bermain-main dengan logika.

Akhirnya aku memutuskan untuk segera menyembuhkan luka ini. Aku tidak ingin mati konyol, tidak ingin mati sia-sia. Dan untuk menyembuhkannya aku harus mencabut sembilu ini terlebih dahulu, baru setelah itu diobati, disulam, dijahit, dan lain sebagainya.

Lalu aku menyusun rencana, merancang segalanya agar semuanya baik-baik saja. Tapi aku tidak tahu, sepertinya kamu menghindar. Kau bilang, "aku takut." Sebenarnya aku sendiri bingung. Apa yang kamu takutkan itu. Aku hanya bisa mengira-ngira saja. Mungkin ini atau mungkin itu.

Hmmm.... Akhirnya kita bisa ketemu juga. Kita bisa berjalan berdampingan. Kita bisa bicara. Kita bicara setengah serius setengah bercanda. Dan aku hitung, pembicaraan kita lebih banyak seriusnya. Lalu aku ceritakan semuanya, semuanya, semuanya. Aku melihat air mukamu berubah. Seperti seseorang yang ingin marah. Aku tidak tahu, kau ingin memarahiku atau ingin memarahi dirimu sendiri. Sesekali kau membuang benda yang berada di tanganmu, lalu kau ambil kembali. Semakin jauh kita berjalan, semakin sering kau mengulangi adegan itu. Hmmm....

Aku mengerti, mungkin dengan mencabut sembilu ini di depanmu, bisa menggores kulitmu yang halus itu, atau minimal, kamu kena cipratan darahku yang mulai menghitam ini. Tentu saja aku tidak rela itu terjadi. Maka aku mecabutnya dengan sangat perlahan. Perlahan-lahan. Perlahaaan sekali. Walaupun aku tahu, dengan cara itu, rasa perih akan semakin terasa. Tapi aku berusaha untuk menikmatinya. Aku berusaha untuk tersenyum, agar kau tidak memecahkan tangismu.

Jangan...jangan...jangan Menangis. Karena aku sayang kamu...Cinta kamu..., maka jangan menangis. Sayang, maafkan aku yang telah mencintaimu. Honey, I love You.

Yang jelas, semua ini bukan berarti aku ingin meninggalkanmu. Kita jalani saja, mungkin ini jalan yang terbaik untuk kita. Terima kasih tanpa maaf :D (tanpa minta maaf, aku yakin kamu dah maafin aku :-p)

Halah...opo iki? Lakone sinten pak Manteb?

17-an di Kairo

Saturday, August 23, 2008
Adzan maghrib menggema dari ribuan menara yang bertebaran di bumi para nabi ini. Tanpa Basa-basi saya langsung mengambil air wudlu untuk segera melaksanakan sholat maghrib. Ya saya ingin menjalankan perintah sholat dengan tepat waktu. Itu saja. Setelah selesai melaksanakan sholat, saya langsung mengambil mushaf dan membacanya. Setelah satu juz selesai saya baca, setengah dari juz delapan, dan setengahnya lagi dari juz satu, saya langsung menyudahi.

Saatnya berangkat.

Iya, malam ini tanggal dua puluh dua agustus, ada acara puncak dari segala aktifitas kegiatan menyambut HUT RI yang ke 63. Tempatnya di City Gym Nasr City Cairo.

Taratta. Nyampe di City Gym, saya langsung disambut oleh senyum mesra para penerima tamu. Alhamdulillah, jadi kenyang saya mendapat senyuman. Semakin bertambah kenyang lagi, karena di belakang, ternyata sudah disediakan makanan untuk para tamu. Alhamdulillah. Emang harus banyak bersyukur sih, soalnya kan lain syakartum laazidannakum walain kafartum inna adzabi lasyadid. Yang kalau saya terjemahkan secara bebas kurang lebih artinya begini; Jika kamu mensyukuri nikmat yang Kuberikan, maka akan Kutambahkan lagi nikmatKu. Dan jika kau mengingkari, maka sesungguhnya adzabKu sangatlah pedih. Tuh kan, makanya cepetan bersyukur atas apa yang kamu dapatkan.

Setelah makan, saya pergi ke ruang di mana acara berlangsung. Ketika saya sampai di sana, acara pembacaan ayat suci al-qur’an sudah selesai. Saya mengikuti acara setelahnya, yaitu pemutaran film dokumenter. Dalam film dokumenter tersebut, ditampilkan foto-foto eksklusif Dubes AM Fachir ketika melakukan kunjungan atau dikunjungi oleh orang-orang penting setempat (Mesir). Semisal Grand Syehk al-Azhar, syekh Tanthowi, atau menteri pendidikan Mesir, dan lain sebagainya. Di dalam film dokumenter tersebut, juga ditampilkan berita-berita Indonesia di mass media Mesir. Bukan hanya media cetak, tapi juga elektronik. Yang ditampilkan di sana adalah prosesi upacara bendera pada tanggal 17 Agustus 2008 di Garden city yang diliput oleh televisi(Nile TV dan chanel lainnya), kegiatan menyambut HUT RI yang ke 63, kegiatan donor darah, dan kebudayaan indonesia.

Setelah selesai acara pemutaran film dokumenter, layar yang tadinya berfungsi sebagai monitor, segera dialih fungsikan sebagai background.

Dan kemudian sambutan oleh Dubes AM Fachir. Dalam sambutannya, AM Fachir meminta kepada ssegenap warga negara Indonesia untuk mengisi kemerdekaan ini dengan kegiatan positif. Menjelaskan perjuangan-perjuangan yang dilalui oleh bangsa Indonesia, dan selalu menghormati serta menghargai jasa-jasa pahlawan, baik yang kita kenal, atau pun yang namanya tidak pernah muncul. Ia juga menyinggung, bahwa untuk mengharumkan nama bangsa, peran serta mahasiswa untuk meningkatkan prosentase kenajahan adalah sebuah jalan yang tidak bisa dihindari. Beliau sangat optimis, Kita BISA, kalau kita mau berusaha dan kerja keras, maka 90% tingkat kenajahan dengan 30% mumtaz bukanlah sebuah mimpi atau angan-angan belaka. Beliau menutup pidatonya, dengan menyebutkan berbagai prestasi yang di raih oleh mahasiswa al-Azhar di tanah air. Sebagai motivasi, bahwa mahasiswa al-Azhar juga punya kiprah di Indonesia.

Setelah sambutan oleh dubes, ada sebuah ceramah yang disampaikan oleh ust.Aep Syaefurrahman, MA. Dalam ceramahnya, ust.Aep mengajak dirinya dan para hadirin untuk selalu mensyukuri nikmat yang telah dilimpahkan kepada Indonesia. Yang menarik, ia juga menyinggung-nyinggung mahasiswa. Ia berpesan kepada mahasiswa, jangan takut anda tidak bisa berkiprah di Indonesia. Ia lalu mengumpamakan dengan ayam kampung dan ayam negeri. “Jadilah ayam kampung,” katanya sambil bersemangat. Ayam kampung adalah ayam yang hidup di alam bebas, makannya juga mencari-cari sendiri. Sedangkan ayam negeri, makanan sudah disiapkan, kandang sudah ada, dan hidupnya selalu teratur sebab “diatur” atau bahasa lainnya “dipaksa”. Tapi ketika kita melihat kenyataan di lapangan, ayam kampung-lah yang banyak dicari oleh masyarakat. Dan itulah gambaran mahasiswa kita di sini.

Nah, baru setelah itu ada pembagian hadiah bagi para pemenang lomba. Dan dubes Fachir juga menjadi salah satu pemenang dalam salah satu lomba, yaitu dalam lomba Biliyard. Piagam dan hadiah diserahkan oleh atdikbud Kairo Slamet Sholeh, M.Ed. sementara yg lainnya, dubes yang membagikan hadiahnya.

Setelah acara pembagian hadiah, ada sebuah pengumuman penting yang disampaikan oleh dubes AM Fachir. Ia menyampaikan dengan nada yang tegas, “Mulai tahun ajaran depan, untuk siswa SD dan SMP akan dibebaskan dari biaya SPP,” sontak saja seluruh hadirin bertepuk tangan. Bulu kuduk saya bergidik, merinding, ikut merasakan kebahagiaan, baru kali ini saya melihat ada sekolah tanpa SPP yang dikelola oleh orang Indonesia. Alhamdulillah.
Dan acara seremonial pun ditutup.

Diteruskan dengan acara hiburan. Acara kemudian dipandu oleh dua MC yang sangat kocak dan bisa mengocok perut para hadirin, yaitu Dimas dan Helmi.

Penampilan pertama dari SIC Band, dengan vokalis Fully dan euis. Fully adalah gadis kecil yang suaranya sangat indah. Satu lagunya yang beradar di seluruh jagad internet adalah Kidung Senja yang sempat ditawarkan untuk menjadi soundtracknya Ayat-Ayat Cinta.

Lalu disambut dengan penampilan adik-adik dengan operetnya. Ceritanya, adalah mereka-mereka yang lahir di Kairo, besar di Kairo, dan tidak pernah merasakan alam Indonesia. Tapi mereka merasa ingin ikut memperjuangkan Indonesia. Penulis skenarionya adalah bang ja’far, pengisi suara Imas Jihansyah dan adik-adik yang mau tampil. Sedang pengolah suara dan Mdnya adalah saya sendiri Hehehe. Saya melihat penampilan mereka sangat puas banget. Karena waktu latihan, susah sekali seriusnya. Saya melihat inti dari cerita itu ada di dalam puisi yang dibacakan oleh Nisa. Saya awalnya agak giman gitu, karena watu itu suara Nisa lemah banget, apalagi setelah ada kejadian dia jatuh kena kursi. Tangannya membiru, nangis, dan tidak bisa ikut latihan. Tapi alhamdulillah, ternyata semua itu bisa berlalu bekas om Surya, kata bang ja’far, puisi dan tambahan suara diedit oleh om Surya. Ma kasih ya Om. Waktu acara pembacaan puisi itu juga bulu kuduk saya bergidik, merinding, sedang penonton yang lain bertepuk tangan, dan menggema ke seluruh ruangan. Wahai anak bangsa, buktikan bahwa kamu bisa. Chayoo...

Ada kejutan yang sangat menarik, ternyata sutradara Ketika Cinta Bertasbih juga hadir di tengah-tengah acara. Ya, siapa lagi kalau bukan pak Khoirul Umam. Ia datang dan diberi kesempatan untuk membaca puisinya Khairil Anwar yang ditulis pada tahun 1943, yaitu puisi Diponegoro. Dengan semangat yang menggebu-gebu pak Khoirul Umam membacanya tanpa melihat teks.

Baru setelah itu penampilan dari para pemenang lomba. Yaitu dari band yang juara tiga, lalu disusul dengan penampilan dari pemenang lomba puisi berantai, yaitu Trio dewa. Ia membacakan puisinya Sutardji Coulzum Bahri yang berjudul Ping Pong. Lalu dilanjutkan lagi dengan penampilan band juara dua. Yang ini semangat banget, vokalisnya (Ambon) berlari ke sana kemari memancing penonton untuk ikut bersuara. Ada kejadian yang membuat semua penonton tertawa ngakak. Pasalnya, si ambon terjatuh setelah meloncat mengikuti musik. Hahahaha.

Nah, satu kebudayaan dan seni dari kalimantan diangkat juga. Yaitu Madihin. Sebuah kesenian berupa pembacaan syair-syair yang sarat dengan pesan dengan diiringi sebuah alat musik yang mirip dengan kendang.

Acara ini ditutup dengan penampilan juara satu lomba Band. Ya, Flat band berhasil menjuarai lomba band, dan penampilannya tidak mengecewakan. Penonton serasa terhipnotis, mereka mengikuti lagu yang dinyanyikan. Ada yang berteriak histeris. Dan yang mengejutkan, ketika menyanyikan lagu satu nusa satu bangsa, suara perempuan yang tidak jelas dari mana. Ternyata datangnya dari arah penonton sambil berjalan menuju panggung. Huh...Indah sekali. Semua penonton ikut bernyanyi. Terakhir, seseorang membawa bendera merah putih mengelilingi panggung. Ini yang membuat anak-anak rumah budaya ikutan turun. Mereka mengejar bendera, dan diikuti yang lain. Acara terakhir itu seolah-olah menjadi penerjemahan lagu satu nusa satu bangsa yang sedang dinyanyikan. Gerakan-gerakan teatrikal membuat para penonton terhenyak. Seolah-olah, itu semua memang sudah berskenario. Padahal semua itu adalah ajakan spontan saja. Haha.

Alhamdulillah, acara 17 agustusan di Kairo aman-aman saja. Mudah-mudahan untuk selanjutnya bisa berjalan dengan lancar aman dan tentram. Amin...amin..ya robbal alamin.

Mati Rasa

Thursday, August 14, 2008
Aku mati rasa

Sebab Aku Ingin Bebas

sebab aku ingin bebas
maka aku berbuat

sebab aku ingin bebas
maka aku bertindak

sebab aku ingin bebas
maka aku berkarya

sebab aku ingin bebas
maka aku berjuang

sebab aku ingin bebas
maka aku tidak diam

ya, aku ingin bebas
bukan seperti bebasnya ikan dalam aquarium
bukan seperti bebasnya burung dalam sangkar
bukan seperti malaikat pada Tuhannya

Aku hanya ingin bebas

Merdeka

sebelum hari benar-benar terang, aku akan berteriak lantang; Merdeka !!!

Ingin Dekat

Mungkin hatiku saja yang bebal, sehingga sulit melupakan tingkah lakuMu yang aneh. Sampai di tidurku pun, hanya Kamu yang memenuhi mimpiku. Ngigau pun, namaMu yang aku sebut-sebut. Aku tidak tahu, apa aku sedang kecanduan Kamu.

O...Wahai
aku ingin selalu dekat denganMu
lebih dekat
lebih dekat lagi

Ikhlas 2

seperti matahari menyinari dunia
seperti air yang memberi hidup

seperti kau saat membuang air seni
seperti kau saat membuang limbah hidupmu

yang jelas bukan seperti calon presiden saat kampanye
yang jelas bukan seperti sales dan pebisnis
Yang jelas bukan seperti mahasiswa yang menginginkan ijazah
yang jelas bukan seperti mereka yang ingin memiliki

Ikhlas

Ikhlas, mudah di ucapkan, tapi sulit dilakukan. Boleh jadi lahirnya iya, tapi batinnya? Siapa yang tahu. Makanya Ikhlas selalu berhubungan dengan hati; berhubungan dengan niat. Kamu tahu sendiri hati manusia seperti apa. Selalu terbolak balik. Maka tidak salah, kalau guruku selalu menasehati aku untuk berdoa, agar hati yang selalu terbolak-balik ini ditetapkan pada-Nya.

Ikhlas, bukan perkara iya atau tidaknya. Tapi bagaimana menjalankan dan menerimanya. Misalnya kamu mendapatkan musibah, lalu kamu protes, lalu menyalahkan takdir. Atau misalnya kamu memberi pinjaman uang kepada teman, tapi kamu menyebut-nyebutnya.

Ikhlas, susah ya?

Di Kota Sunyi

Wednesday, August 13, 2008
Di kota sunyi ini mungkin aku merasa asing. Tapi bukan berarti aku harus berdiam diri. Karena nikmat Tuhan, aku harus bertahan. Semula mungkin orang akan merasa risih, tapi entah kapan, yang pasti mereka akan mengerti.

Buku yang belum selesai kubaca

Karena kamu adalah buku, maka aku ingin jadi pembaca saja. Aku tidak tahu siap yang menulismu, tapi aku menyukaimu. Sampulmu cantik, kertasnya indah, sungguh sebuah karya kreatifitas yang sempurna.

Tapi tiba-tiba kau hendak pergi, meninggalkan aku yang belum selesai membaca. Aku tidak tahu, mungkin karena ada orang yang menulismu hendak merevisinya, atau karena dia merasa najis kalau sampai kepunyaannya aku baca. Aku tidak tahu

wahai buku yang belum selesai kubaca,
mungkin aku tidak akan pernah selesai membacamu,
maafkan aku
aku bukan pembaca yang baik

Telpon Genggam

Seandainya Telpon Genggam bisa mengeluh. Mungkin ia akan bilang, "Tuhan, aku lelah, aku ingin istirahat"

Bahagia

Orang bisa merasa bahagia bermacam-macam sebabnya. Ada yang bahagia karena sudah jadi sarjana, ada yang bahagia karena sudah menikah, dan ada juga yang merasa bahagia karena sudah bisa menemukan dirinya sendiri.

Jadi, kebahagiaan yang dirasakan oleh setiap orang tidak bisa diukur dengan kadar yang sama. Kebahagiaan tidak bisa disamaratakan. Seperti aku, aku merasa bahagia kalau kalau melihat orang-orang terdekatku bahagia. Itu saja. Ya, aku lebih merasa bahagia lagi, kalau seandainya Indonesia kita ini bisa keluar dari krisis yang berkepanjangan, maju ekonominya, berkualitas pendidikannya, terjamin keamanannya, dan tentu saja makmur masyarakatnya.

Hari ini, saya masih memaksakan diri untuk bahagia, karena walaupun ada teman yang sakit, ada juga yang sehat, walaupun ada yang rasib, ada juga y ang najah, walaupun ada yang ga sarjana, ada juga yang sarjana, walaupun ada yang ga sekolah, ada yang sekolah, walaupun indonesia krisis, ada juga prestasinya, walaupun ada yang menangis, ada juga yang menyanyi.

Ya, aku paksakan diri untuk bahagia, karena aku tahu, tidak ada gunanya berkeluh kesah, tiada guna menyesal, karena bahagia tidak bahagia, keadaannya akan tetap seperti itu. Intinya adalah ridho dengan segala yang telah terjadi. Tentunya, bukan hanya pasrah dan berpangku tangan saja. Ada yang musti dikerjakan. Ya, yang kita butuhkan sekarang adalah "TINDAKAN".

DO SOMETHING !

Hati

Monday, August 11, 2008
adalah sebuah negeri
dimana langit dan bumi
tak berjarak sama sekali

adalah sebuah kota
dimana benci dan cinta
tak pernah selesai dalam kata

adalah sebuah kondisi
dimana hidup dan mati
tidak diketahui dengan pasti

Secawan Rindu Ibu

Sunday, August 10, 2008
Aku lupa dimana aku meletakkan rindu itu. Ya, dulu ibuku memberikan secawan rindu kepadaku untuk kubawa pergi menuntut ilmu. Sedang ayahku sebaliknya, ia tidak pernah ingin dirindukan, maka yang ia berikan kepadaku adalah berbungkus-bungkus obat lupa. Ia berpesan, "jika kau ingat keluarga, minumlah obat ini." Sebagai anak yang berbakti kepada orang tua, saya tidak bisa menolaknya.

Secawan rindu yang ibu berikan kepadaku, tak pernah habis kureguk. Setiap kali ia akan habis, tiba-tiba saja volumenya bertambah lagi. Sementara, obat yang diberikan oleh ayah, seperti tidak punya efek sama sekali. Sekali dua kali, aku bisa lupa, tapi selanjutnya, aku semakin tidak bisa lupa dengan keluarga. Rindu itu masih terus menderu deras. Aku tidak tau, apa karena secawan rindu ibu itu lebih berkualitas, atau karena obat yang diberikan ayah yang kurang mantap. Aku tidak tahu itu.

Sebenarnya, tujuan ibu dan ayah itu sama-sama baik. Sama-sama menginginkan yang terbaik. Mereka menginginkanku semangat dalam menuntut ilmu. Secawan rindu yang ibu berikan kepadaku itu, dimaksudkan agar aku selalu ingat sama keluarga yang menunggu, ibu menginginkan agar selalu menjadikan keluarga sebagai motivasi belajar. Sedang ayah, ia ingin agar aku tidak selalu ingat kepada keluarga. Ayah menginginkanku berkonsentrasi pada pelajaran. Ia ingin agar aku tidak cepat-cepat pulang sebelum tercapai semua ilmu.

Kalau boleh jujur, secawan rindu ibu telah merasuk ke semua sendi. Ia telah menyatu ke dalam darah, menggenangi hati, dan juga telah menusuk hingga ke sumsum tulang.

Ibu, I miss you. I love You.
Ayah, aku masih belum bisa melupakanmu, maaf.

Ibu, Ayah, Adek, keluarga, apa kabarmu hari ini?

Hidup

Hidup itu memang penuh dengan tafsir. Apa-apa bisa ditafsirkan dengan tafsiran-tafsiran yang bermacam-macam. Misalnya kalau anda seorang laki-laki, berjalan bolak-balik di depan seorang perempuan, orang akan menafsirkan anda sedang caper alias cari perhatian. Ada juga yang menafsirkan anda sedang sibuk, sedang bingung, mengganggu perempuan tersebut, dan lain sebagainya. Itu hanyalah contoh sederhana. Maka, kalau dari sekarang anda tidak siap untuk itu semua, lebih baik anda mengurung diri saja di rumah, atau mendekam saja di dalam gua, bertapa. Karena segala sesuatu yang berhubungan diri kita ini, sebenarnya adalah sebuah proses. Ya, sebuah proses menuju sesuatu yang hakiki. tidak lebih.

Ketika malam menjadi kelam,
dan hanya satu bintang
yang bersinar terang
maka berpikirlah dengan tenang
bahwa sujudmu bukanlah tak bermakna

biarkan saja binatang-binatang menyumpahi
biarkan saja air meneriaki
biarkan saja ombak laut meludahi
biarkan saja halilintar mencaci-maki
biarkan saja semua itu terjadi

selama bumi kita injak,
dan langit menjadi atap,
kita harus selalu percaya,
bahwa Allah-lah yang mengatur segalanya

Terima Kasih Allah

Saturday, August 09, 2008
Terima kasih, Allah. Atas hadiahmu yang agung ini. Terima kasih.
Sekarang, aku sudah siap untuk semuanya. Aku siap menerima siksamu atas dosaku. Dan aku juga sudah siap menerima cintaMu atas rahman dan rahim-Mu. Ya, aku sudah siap untuk itu semua. Bukankah Kau yang mengajari aku untuk selalu siap menerima segalanya. Sekali lagi, terima kasih, Allah, atas segalanya. Terima kasih.

Apa Coba?

Friday, August 08, 2008
Saya sendiri sebenarnya juga ga ngerti. Tapi mungkin hidup memang harus terus berlanjut. Saya yakin, semua orang akan sulit mempercayainya. Tapi itulah kenyataan. Ya, gimana ya? saya juga susah menceritakannnya. Daripada susah-susah cerita, mending saya tulisin aja liriknya Jennifer Lopes yang judulnya Ain't it Funny. Selamat menikmati.

It seemed to be like the perfect thing for you and me
It's so ironic you're what I had pictured you to be
But there are facts in our lives
We can never change
Just tell me that you understand and you feel the same
This perfect romance that I've created in my mind
I'd live a thousand lives
Each one with you right by my side
But yet we find ourselves in a less than perfect circumstance
And so it seems like we'll never have the chance

Ain't it funny how some feelings you just can't deny
And you can't move on even though you try
Ain't it strange when your feeling things you shouldn't feel
Oh, I wish this could be real
Ain't it funny how a moment could just change your life
And you don't want to face what's wrong or right
Ain't it strange how fate can play a part
In the story of your heart

Sometimes I think that a true love can never be
I just believe that somehow it wasn't meant for me
Life can be cruel in a way that I can't explain
And I don't think that I could face it all again
I barely know you but somehow I know what you're about

A deeper love I've found in you
And I no longer doubt
You've touched my heart and it altered every plan I've made
And now I feel that I don't have to be afraid

Ain't it funny how some feelings you just can't deny
And you can't move on even though you try
Ain't it strange when your feeling things you shouldn't feel
Oh, I wish this could be real
Ain't it funny how a moment could just change your life
And you don't want to face what's wrong or right
Ain't it strange how fate can play a part
In the story of your heart

I locked away my heart
But you just set it free
Emotions I felt
Held me back from what my life should be
I pushed you far away
And yet you stayed with me
I guess this means
That you and me were meant to be

Paranormal Gadungan

Ini nih yang lucu, saya ketemu sama beberapa orang yang belum saya kenal di restoran Ampera. Saya hanya kenal salah-satu dari mereka, Icha. Dia mantan anak buah di Terobosan. Nah, yang menarik, setelah saya menyelesaikan makan ayam panggang, tiba-tiba saja salah-satu dari mereka nawarin ngehookah. Hahaha, dia belum tau ( sssttt...ini dia tawaran yang ga bisa ditolak. Siapa pun yang ngajak, nggak boleh ditolak. Haram hukumnya. Hehehe. Bercanda Dink). Dan kita pun langsung meluncur ke kafe terdekat. Layali Cafe. Hehehe, pas banget, deket rumah lagi. Hehehe.

Nah lucunya, ada seseorang diantara mereka yang porsi badannya super jumbo. Bukan double lagi, tapi triple, atau bahkan lebih. Hehehe. Tapi walaupun demikian, dia cukup cerdas, pandai berbicara (rame), lucu, ngegemesin, tapi kadang juga suka ngacangin. Tapi, yang paling menarik, dia suka membaca orang. Dia cukup memandang mata, kemudian nanya bulan dan tahun kelahiran, dia sudah bisa menebak semuanya. Gila nggak. ini hasil tebakan dia terhadap saya.

Pertama soal hati: dia bilang saya ini orangnya gampang bosenan. Trus, kalau ketemu sama orang yang sayang sama saya, dia bilang saya akan lebih menyayangi. Nggak akan disia-siakan.

Kebersihan dan kerapian: dia bilang saya ini orangnya sembarangan tidak menomorsatukan penampilan, tapi kalau sudah ketemu sama orang yang bisa membawa saya untuk rapi, bersih dan lain-lain, katanya saya bakal lebih rapi dan lebih bersih dari orang itu.

Sifat: menurut dia, saya ini selalu mendahulukan kepentingan umum daripada urusan pribadi, setia kawan, dan suka sayang dengan kawan yang telah dimiliki. Sering memotivasi yang lain walaupun diri saya gak benget.

Profesi: --Huh, dasar orang pinter ngomong-- masa orang seperti saya dibilang pantasnya jadi bos, pokoknya yang merintah-merintah gitu deh. Hahaha

Urusan ranjang : orang ini emang ga punya malu sih, ga tau kenapa, dia bisa bilang saya love sex. Hiiiiii. Yang ini, dia ngebandinginnya sama orang yang berbintang Taurus 83. Katanya, kalau orang Taurus, gede nafsu, tapi sekejap saja..Hehehehe. Tapi kalau saya, Hmmmmm...gitu deh katanya.

Yang bikin saya nyak nyik nyuk nggak karuan, dia bilang saya ini cocok sama orang yang berbintang sagitarius... Haaaaa. Dia yakin sekali ngomongnya kalau saya cocok sama yang berbintang sagitarius. Semakin kenal, akan semakin sayang.

Hmmm.... Bener ga sih? Saya juga ga tau. Dasar paranormal gadungan..... ujung-ujungnya dia baru ngaku kalau dia berbintang sagitarius. Siallll....

Ini murni dari ucapan-ucapan dia, disaksikan oleh Riki, Andi, Fikri, Davint, Hagar yang ngomongnya campuran (Arab-Indonesia), dan Icha. Tau ga siapa nama paranormal itu? namanya Fika. Haaaaaaaaaaaaaaa......Masa sih Fika-nya mbak lely kalau besar nanti bisa jadi kayak yang dihadapan saya gini. Gendut, lucu, suka nyanyi, rame, dan nyenengin.

Anyway, ma kasih ya traktiran Syisanya. Kapan-kapan ditraktir lagi ya.

Perasaan dan Kenangan

Terbuat dari apa sih Perasaan dan Kenangan itu? Kok datangnya tanpa salam. Ga punya sopan santun sama sekali. Tolong bantu aku mengusirnya. Ya, bantu aku mengusirnya agar meninggalkan hatiku. Aku ingin tenang, aku mau berpikir logis aja.

Bocah

Tuesday, August 05, 2008
Di sebuah ruangan kecil tak tertata rapi, dengan hanya ada satu kursi dan satu meja kecil, ia menghabiskan waktunya di sana. Ia duduk sambil memandangi sebuah foto dengan khusyuk.

O wahai yang kemerah-merahan, Maha besar Allah yang telah menciptakanmu sesempurna ini.

O wahai yang berkilauan, arahkanlah pantulan cahaya-Nya ke arahku. Agar aku mendapatkan seberkas sinar sejuk-Nya. Atau baiknya ajak saja aku untuk selalu bersamamu. menjadi pemantul-pemantul cahaya-Nya yang agung.

O wahai Bidadari hatiku, Mungkin aku terlalu tinggi bermimpi. Mungkin aku terlalu besar berharap, mungkin aku terlalu gila berangan-angan.

Walaupun aku sendiri tidak yakin, kalau Allah ingin, siapa yang akan menghalangi?

Layaknya seorang Khairil Anwar, Sapardi Djoko Damono, atau bahkan kahlil Gibran lelaki itu berpuisi. Ekspresinya sangat meyakinkan. Suasana waktu itu telah berhasil dibuatnya hening, khidmat, dan khusyuk. Ia terus melantunkan setiap kalimatnya. Memuja gambar dalam pigura di tangannya. Ia-lah si bocah kecil itu. Bocah kecil yang baru saja belajar bernyanyi. Mendendangkan lagu-lagu kehidupan yang syahdu dengan bibir mungilnya. Sambil sesekali menari-nari tarian sufi yang sejuk. Mengikuti ritme hidup yang kadang naik turun.

Sampai akhirnya, ia melakukan adegan terakhir.

Hayoo, siapa bisa menebak... kira-kira ngapain ya si bocah ini?

I'm Come Back

Sunday, August 03, 2008
Iya deh, sekarang saya balik lagi. Lanjutin lagi blog-nya. Karena yang error kemarin sudah direparasi, makanya sekarang udah ga ngadat lagi. Walaupun sebenarnya masih ada virus yang masih datang tak terduga. Ya, paling-paling kalau udah kaya gitu, tinggal restart lagi, balik lagi.

Saya sendiri tidak tahu apa penyebab dari error ini, yang jelas, ke-error-an ini telah mempengaruhi sistem kehidupan saya. Yang biasanya bisa mengerjakan sesuatu dengan cepat, karena ada yang error, kerjanya jadi sedikit lamban. Yang biasanya tenaga powerfull, karena error, tenaganya lembek kaya orang cacingan. Yang biasanya bisa berpikir jernih, karena error, berpikirnya jadi . . . Apa? Ya tetap yang jernih lah, cuman mungkin sedikit kotor, karena musim panas begini kan banyak debu beterbangan. Hehehe.

Yang jelas, error ini telah menggerogoti masa aktif saya dalam beraktifitas.

Tapi saya juga harus bersyukur, sebab dengan adanya error semacam ini, saya bisa mengambil banyak pelajaran.

Halah...apa lagi ini?