<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Jalan-Jalan L4Gi

Tuesday, July 31, 2007
Kalau kemarin dengan teman-teman seperjuangan, kali ini sedikit berbeda. Kali ini aku melakukan perjalanan dengan teman-teman se-ibu (maksudku teman-teman se-almamater waktu di Indonesia). Banyak sekali yang bisa diceritakan. Dari yang paling cengeng sampai yang paling gila. Dari yang paling menyedihkan sampai yang paling menyenangkan. dan seterusnya....

Perjalanan ini sangat berbeda dengan perjalanan kemarin. Aku ngga bisa Enjoy, yang ada malah aku menjadi orang gila. Gila dan juga tergila-gila. Sumpah, perjalanan ini memang sangat melelahkan, meletihkan. Tapi aku sendiri merasa malu jika harus mengeluh. Aku harus berkaca dulu, kenapa aku harus mengeluh?

Apa karena service yang tidak memuaskan?
mungkin ya, mungkin juga tidak
Apa karena kebutuhan pangan yang tidak seimbang?
mungkin ya, mungkin juga tidak
Apa karena waktunya yang tidak tepat?
mungkin ya, mungkin juga tidak
Apa karena terlalu-terlalu yang lainnya ..................

Semuanya tetap saja jawabnya, mungkin ya, mungkin juga tidak. Toh walaupun tidak puas, aku harus berusaha untuk memaksa diri agar bisa merasa puas. Toh walaupun lelah, aku harus berusaha untuk memaksa diri agar tetap terlihat sehat dan segar. Toh walaupun lesu, aku harus berusaha untuk memaksa diri agar tetap terlihat riang, senang, dan asyik. Tentu saja semua itu ada alasannya. Mungkin karena aku terlalu suka; mungkin karena aku terlalu sayang; mungkin karena aku terlalu cinta; atau mungkin karena aku terlalu benci. Ah, aku rasa semua itu tidak penting untuk diungkapkan. Cukup dengan tindakan dan perbuatan saja. Karena hanya dengan itulah, kita bisa merasakan arti dari sebuah kehadiran dan keberadaan. Buat apa ada, kalau keberadaannya itu sama dengan tiada? Ya ga? Hehehe

Ah, Ternyata...

Wednesday, July 25, 2007
Tadi sore, aku dan kawan-kawan seperjuangan baru menyelesaikan perjalanan yang cukup melelahkan. Pertama sekali, tidak ada rasanya. Kedua, sedikit melelahkan, ketiga sedikit menyenangkan, ketiga sedikit memuaskan, keempat sedikit mengasyikkan, dan seterusnya. Namun, justru karena yang sedikit-sedikit itulah....rasanya menjadi terasa nikmat. Entahlah, ibarat masakan, tanpa bumbu dan berbagai penyedap rasa, sudah sangat terasa nikmatnya. Luar biasa. Perjalanan yang biasa menjadi perjalanan yang luar biasa. Hebat.

Awalnya aku tidak percaya. Tapi nyata-nyatanya......Ah, ternyata bergabung dengan teman-teman seperjuangan itu masih tetap asyik; masih tetap ramai; masih tetap konyol; masih tetap meuaskan. Mungkinkah tahun depan bisa terulang kembali?

Takon

Friday, July 20, 2007
"Sampai kapan kematian akan terus membayangi?" Tanyaku suatu ketika.
"Tentu saja sampai kau benar-benar mati," jawabmu dengan sigap.

Lalu aku berpikir keras. Lebih keras. Lebih keras lagi. Kemudian aku pikir-pikir lagi. Ya, ternyata kau benar. Tapi tidak lam setelah pikiranku membenarkan jawabanmu itu, muncul lagi sebuah pertanyaan. Kapan aku bisa benar-benar mati. Bukankah setelah aku benar-benar mati nanti, aku akan dibangunkan kembali. Menjadi manusia neraka. Atau tidak jauh-jauh dari itu, akan menjadi manusia surga.

Bukannya aku sombong. Kau sendiri yang mengajari aku, bahwa setelah kita mati nanti, kita akan dibangunkan. Dihitung pahala dan dosa yang telah susah payah kita kumpulkan. Kalau lebih banyak dosa yang kita kumpulkan, maka kita akan menjadi manusia neraka. Manusia yang setiap detiknya selalu tersiksa dan disiksa. Dipanggang dan direbus dengan air mendidih jutaan kalori hidup-hidup. Betapa ngeri aku mendengar itu. Kemudian kau juga menceritakan bagaimana nikmatnya kalau pahala kita yang lebih banyak. Kau bilang, kita akan dikerumuni oleh bidadari-bidadari yang serba cantik. "Luar dalam," katamu bersemangat. Dan imanku pun semakin menjadi-jadi kuatnya. Tapi setelah aku pikir-pikir. Betapa dungunya aku. Kenapa aku bisa menjadi sedungu dan juga segila ini. Mengharapkan sesuatu yang belum pasti. Apa benar Tuhan akan memberikan aku kesempatan untuk tinggal di Surganya yang teduh itu kepadaku? Sementara ketika aku beribadah, aku tidak pernah sekalipun merasa ikhlas. Aku selalu mengharapkan balasan SurgaNya. Dan aku tahu, Ikhlas itu tidak mengharapkan apa-apa, selain ridhoNya. Kau juga yang mengajari aku tentang itu.


Kekal

Kau mengajari aku banyak hal. Karena memang dasarnya aku ini bodoh. Maka tidak ada pekerjaan lain yang bisa aku kerjakan selain bertanya. Ya, bertanya, bertanya, dan bertanya. Aku punya pertanyaan tentang Kekal yang kau ajarkan beberapa waktu lalu. Kau bilang " Hanya Allah yang kekal." Dan aku hanya mengangguk-angguk pura-pura mengerti. Padahal waktu itu pikiranku bercabang-cabang berusaha mencari akar yang tidak pernah bisa aku sentuh. Kekal? Ya, kekal yang kau ajarkan itu telah membuat otakku berputar-putar pada ruang yang aku tidak tahu mau menyebutnya apa. Aku mungkin sudah gila. Karena aku berpikir bahwa manusia juga kekal adanya. Ini bukan tidak berdasar. Semua ini aku dasarkan pada ceramah-ceramahmu dan kitab-kitab yang telah kau referensikan untukku. Katamu, manusia akan hidup setelah kematian benar-benar menjemput. Dan itulah sebenar-benarnya kehidupan. Kehidupan yang tanpa batas. Tanpa ukuran usia. Bukankah itu juga kekal. Pertanyaanku, Bagaimana pendapatmu? Ajari aku untuk mengerti.

Jumud

Sunday, July 01, 2007
Otakku beku. Jumud. Ngga ada yang bisa dikerjakan.

Offline; Semangat Hidup

Kesepian tak bermakna, kesia-siaan tak memberi, apatah kita ini? seonggok ilusi yang bergerak. bayangan yang terpantul pada layar mata. adakah semua itu nyata? sebagian orang tertawa, sebagian lain menangis, betapa hidup berubah, saling bertolakbelakang, berulang. sementara sebagian orang membanting tulang mencari selembar rupiah, sebagian lain mencari tempat sampah untuk membuang dolar. orang hidup lalu mati, tersenyum lalu menangis, kaya lalu miskin, sehat kemudian sakit, apakah yang kita tuju? dunia hanya sebatas kelopak mata, keabadian bukan miliknya. mantapkan langkah, tegar meniti jalan, menapak bumi, menggapai ridho Ilahi...gi sdh nih!!! bLsanmu AdLh nYawaku


Hari ini sebelum kita mengatakan kata-kata yang tidak baik, Fikirkan tentang seseorang yang tidak dapat berkata-kata sama sekali. Sebelum kita mengeluh tentang rasa dari makanan, Fikirkan tentang seseorang yang tidak punya apapun untuk dimakan. Sebelum anda mengeluh tidak punya apa-apa, Fikirkan tentang seseorang yang meminta-minta dijalanan. Sebelum kita mengeluh bahawa kita buruk, Fikirkan tentang seseorang yang berada pada keadaan yang terburuk di dalam hidupnya. Sebelum mengeluh tentang suami atau isteri anda, Fikirkan tentang seseorang yang memohon kepada Tuhan untuk diberikan teman hidup. Hari ini sebelum kita mengeluh tentang hidup, Fikirkan tentang seseorang yang meninggal terlalu cepat
Sebelum kita mengeluh tentang anak-anak kita, Fikirkan tentang seseorang yang sangat ingin mempunyai anak tetapi dirinya mandul. Sebelum kita mengeluh tentang rumah yang kotor kerana pembantu tidak mengerjakan tugasnya, Fikirkan tentang orang-orang yang tinggal dijalanan. Dan di saat kita letih dan mengeluh tentang pekerjaan, Fikirkan tentang pengangguran, orang-orang cacat yang berharap mereka mempunyai pekerjaan seperti kita. Sebelum kita menunjukkan jari dan menyalahkan orang lain, Ingatlah bahawa tidak ada seorangpun yang tidak berdosa. Dan ketika kita sedang bersedih dan hidup dalam kesusahan, Tersenyum dan berterima kasihlah kepada Tuhan bahawa kita masih hidup !!!




Sahabat adalah teman di segala suasana. Asyik diajak berdiskusi, juga penuh kesabaran mendengarkan keluh kesah. Apalagi saat senang, memang enak dijalani bersama, Begitu pun saat susah, terasa ringan dengan berbagi cerita terhadap sahabat. Sahabat... KITA BERTEMU DISINI... SEBAGAI SAHABAT.... UNTUK SALING MENGENALI... UNTUK SALING BERBAGI Menjalin ikatan persahabatan. Semoga melalui cermin persahabatan ini, kita bisa melihat perbedaan-perbedaan sifat, karakter manusia, dan pola kehidupannya. Dan semoga akan menjadikan kedewasaan serta kesabaran kita menjadi tertanam secara kokoh.


Persahabatan yang sejati akan membawa kerinduan yang abadi. Sesungguhnya persahabatan itu lebih unggul dari percintaan, tanpa persahabatan percintaan akan berakhir tetapi tanpa percintaan, persahabatan boleh kekal. Oleh itu hargailah persahabatan yang terjalin. Hantarlah pesanan ini kepada orang yang anda tidak akan lupa dan hantarkan juga kepada orang yang menghantar pesanan ini jika ada menghargai persahabatannya. Ini adalah pesanan pendek untuk menyatakan yang anda sentiasa mengingatinya. Kalau anda tidak menghantar pesanan ini, bermakna anda sudah melupakan kawan-kawan anda. Ambillah sedikit masa untuk mengingati kawan-kawan yg sentiasa memberi sokongan...

Pusing

Seperti angin yang sering menampar mukaku

lidahnya menusuk tajam tepat ke jantungku

bagian tubuhku sudah kehabisan rasa

sementara ubun-ubun kepala terlihat berputar-putar

perlahan tapi teratur

hingga akhirnya terbentur

ah....

pusing ini terlalu berat

masalah ini terlalu menjerat

dan aku terjebak