<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Terserah Kamu

Sunday, December 30, 2007
Sore menjelang malam. Kira-kira jam lima seperempat, aku pergi ke sebuah daerah yang sudah lama tidak aku kunjungi. Hay Tsamin.

Ada yang lain. Penampilanmu berubah. Istrimu juga sudah lebih ramah dari yang dulu. Aku tidak bertanya kenapa istrimu bisa sejinak ini? aku juga tidak bertanya engkau kasih ramuan apa sehingga istrimu semanis hari ini? Aku juga tidak menanyakan tentang anakmu yang semakin tembem itu. Semuanya itu tidak penting. Amat sangat tidak penting. Ya, semuanya jadi tidak penting dibanding dengan betapa segarnya wajahmu saat ini. Tidak seperti dulu. Kusut, dekil, kumuh. Mungkin karena jarang mandi. Tapi sekarang kau kan punya istri, punya anak, masa mau tetap seperti dulu. Saat kau masih bujangan? Nggak kan?

Yang membuatku semakin terkesima itu, bukan hanya itu saja. Yang membuat aku harus mengacungkan semua jempol yang aku punyai, juga menepukkan kedua tanganku ini, lantaran kau juga menjadi seorang takmir masjid di samping rumahmu itu. Itu sebenarnya yang membuat aku semakin tidak bisa berkata apa-apa. Kau telah berhasil menjadi dirimu sendiri. Melakukan sesuatu demi dirimu dan dirinya yang telah menyatu. Hebat.

Aku di sini seperti seekor kecoak yang tidak bisa berkutik. Bertindak, harus mengikuti kemauan orang. Sementara itu, hatiku meronta-ronta menuntut kemerdekaan. Mungkin aku ini seorang pengcut, yang punya baju 'sok idealis'. Menyuruh orang untuk berbuat baik, tapi aku sendiri tidak pernah berbuat baik. Atau mungkin karena aku ini memang tidak bisa menjadi orang baik. Lalu apa?

Aku bilang 'terserah kamu' pada seseorang, lalu aku katakan lagi kepada yang lain, kepada yang lain lagi, dan begitu seterusnya. Kemudian aku jelaskan dengan berbagai alasan, yang entah aku mendapatkan ilham darimana waktu itu. Pada saat melontarkan kata-kata, sepertinya lidahku ini ada yang menuntun. Halah... Pokonya begitu deh. Ga panjang lebar.

Aku telah berhasil membuat orang menjadi dirinya dengan mengatakan 'Terserah kamu'. Aku bilang "Jadilah dirimu sendiri. Apa yang menurutmu baik, lakukanlah. Karena orang yang mengambil keputusan itu lebih dihargai ketimbang orang yang diam dan hanya mengekor. Orang yang mengambil keputusan, dan salah, dia masih mempunyai nilai ketimbang orang yang diam tidak bertindak. Minimal mendapatkan satu pelajaran penting di dalam hidupnya. Apalagi kalau keputusannya itu benar"

Ya, kan?

Ga kan?

Terserah kamu

Terserah kamu

Ya udah

Ya udah

Hehehe

Ga juga, ga papa

sial

sial juga

huh

Mental

Thursday, December 20, 2007
"mau menang, harus berani gagal"

Mental pemenang adalah menerima kegagalan untuk dijadikan senjata dalam memperoleh kemenangan. Oleh karenanya, seseorang yang mempunyai mental pemenang tidak pernah mempunyai rasa putus asa (perbuatan yang dibenci Tuhan). Seseorang yang mempunyai mental pemenang akan selalu mencoba, lagi, lagi, dan lagi.

Maaf, Dunia ini tidak lagi mau menerima mental-mental pecundang.



Hari Raya Idul Adha

Wednesday, December 19, 2007
Gelas berisi teh, cangkir dengan kopi di dalamnya, lepek'an, kripik iseng buatan sang profesor, rokok Dji Sam Soe, syisya rasa tuffah, dan suasana rumah yang lumayan rapi dari biasanya adalah gambaran suasana idul adha di dalam rumahku yang berada di bilangan Musallas, Hay-10, Nasr City, Cairo.

Sebenarnya biasa saja, namun jadi luar biasa karena aku kedatangan seorang tamu istimewa. Dan aku yakin, tamu agung ini telah banyak dikenal oleh kawan-kawan Masisir, warga lombok, para pembaca media massa di tanah air. Kalaupun tidak mengenal secara langsung, mungkin mengenalnya lewat karya-karyanya yang berebaran. Siapa lagi kalau bukan Leo Kelana alias Lukmanul Hakim. Sastrawan muda yang cukup aktif menelurkan karya. Beberapa kali memenangkan lomba karya tulis, bahkan pernah menjadi penulis karya sastra terbaik versi sebuah media mahasiswa di Kairo, TëROBOSAN.

Kedatangannya cukup mengejutkan, serasa gimana gitu. Masalahnya, ia adalah seorang mahasiswa yang cukup tinggi jam terbangnya. Super sibuk gitu loh. Hehehe. Salut. Karena orang sesibuk beliau, masih mau menyempatkan diri mampir ke gubuk kami (sengaja aku ubah menjadi kami, karena yang tinggal di rumah bukan hanya aku tapi bersama tiga sahabatku. Ups..tiga nakamaku). Ya, begitulah. Kehadirannya merupakan sebuah kehormatan bagiku khususnya, dan bagi kami pada umumnya (halah-halah...sok resmi).

Tanpa basa-basi, kami langsung menyantap opor yang sudah dibuat dengan susah payah semaleman. Hehehe. Wuih...enak banget.

Siang hari, aku berangkat bersama dengan dua nakama. Menikmati suasana idul adha di luar rumah. Jalanan lumayan ramai, walaupun tidak seramai biasanya. Soalnya hari raya idul adha adalah hari dimana penduduk Kairo pulang kampung. Jeprat-jepret sudut-sudut yang perlu didokumentasikan. Beberapa jepretan narsis, ada juga. Hehehe, soalnya keluarga di Indo minta dikirimin foto. Lumayan.

Malam hari, kami mendapatkan beberapa kilo daging kambing. Taratta...langsung nyate. Hehehe. Lebih asyiknya lagi, aku ga perlu ikut-ikutan motong, mbikin bumbu, atau bahasa gaulnya ikut meracik daging kambing itu menjadi beratus-ratus tusuk sate yang siap disantap. Hayyah, bahasa kerennya "tinggal makan" gitu loh. Halah-halah...gitu aja kok repot. Yang penting bisa nyantap sate. Itu intinya. Seep.

Hal pualing bikin mangkel, Mbah Nadhief akhirnya datang juga ke rumah kami. Mangkelnya bukan apa, tapi karena mampir hanya numpang nyisya aja. Tidak ikut menikmati sate racikan para koki handal. Asli, muangkel puol. Tapi, walaupun mangkel, bukan berarti aku tidak menyisakan rasa terima kasih atas kehadiran beliau. Aku faham, mungkin beliau mau ngisi ceramah untuk ibu-ibu KBRI di SIC (sekolah Indonesia Kairo), mengisi pengajian, janjian dengan seseorang di kafe dimana beliau suka bertapa, atau sibuk ngurusin muqorror-dikat-nya. Gak ngurus

Huh...pokoknya idul adha kali ini terasa nikmat. Rujak'an terpenuhi, bikin opor, nyate-nyate, plus jalan-jalan. Ssttt...sebenarnya, kenyataannya lebih nikmat daripada apa yang ditulis disini. Cuman sayang, aku tidak pandai menyusun kata dengan baik. Lagian, kalau page-nya panjang amat, pasti kamunya ga mau baca. Ya kan? Halah..sediki juga kadang jarang dibaca. Piss.

terakhir:

Saya Mengucapkan Selamat Hari Raya Idul Adha
Mohon Maaf Lahir Bathin

Semoga kita bisa mengambil pelajaran atas keikhlasan Ibrahim dan Ismail.

Mata dan Air Mata

Friday, December 07, 2007
Mata

Ingin saya membicarakan tentang manusia. Dari bagian-bagian terkecilnya, hingga yang bagian yang paling besar.

Salah satu bagian paling menakjubkan di dalam tubuh manusia adalah mata. Berbentuk bola kecil seperti kelereng kaca yang kenyal dan letaknya aman berada di dalam tengkorak. Yang lebih menakjubkan lagi, ia mempunyai fungsi yang sangat vital terhadap keberlangsungan hidup. Ia juga disebut sebagai bagian dari panca indera, yaitu indera penglihat.

Kita bisa membayangkan jika hidup tanpa mata. Seperti orang buta, semuanya gelap. Maka sudah semestinya kita berterima kasih kepada yang telah menciptakan kita sesempurna ini. Karena saya yakin, anda yang membaca ini adalah orang-orang yang masih bisa melihat. Kalau tidak, mana mungkin bisa membaca. Baiklah, kita lanjutkan pembahasan.

Mata mempunyai beberapa organ yang menjadikan mata kita sangat berfungsi. Di dalam Ilmu Pengetahuan Alam (IPA), organ pada mata dibagi menjadi dua bagian, yaitu: organ luar dan organ dalam. Yang termasuk organ luar adalah bulu mata, alis mata, dan kelopak mata. Sedangkan yang termasuk organ dalam adalah bagian-bagian yang berada di dalam mata yaitu Kornea, pupil, iris, lensa, retina dan saraf optik. Semua organ tesebut adalah bagian -bagian penting yang menjadikan mata kita sangat berfungsi. Satu saja dari organ tersebut mengalami kerusakan, maka fungsi mata kita terganggu.

Fungsi mata yang paling utama adalah sebagai indera penglihat. Dengan melihat, manusia bisa mengenali keadaan lingkungannya, mengenali warna, dan lain sebagainya. Mata juga bisa difungsikan sebagai alat komunikasi (coba saja kau kedipkan mata sebelah kanan anda, dan membiarkan mata kiri anda tidak berkedip. Maka orang akan mengerti bahasa mata anda itu). Hehehe..


Air Mata

Mungkin kebanyakan orang akan menganggap air mata adalah hal yang sangat sepele dan tidak perlu dibahas. Karena anggapan kebanyakan orang, menangis menggambarkan kesedihan atau kegembiraan yang berlebihan. Baik, mari kita telusuri sejenak.

Secara tidak sadar, setiap beberapa detik, kita telah membasahi mata kita. Bagaimana coba? Saya berani besumpah, bahwa tidak ada orang yang tidak bisa mengerdipkan matanya alias melek terus tanpa berkedip. Hehehehe. Berlebihan ya? Nggak juga sih. Kenapa begitu? Karena kerdipan mata itu, adalah proses pembasahan terhadap mata. Membasahi mata adalah sebuah keharusan, karena kalau tidak demikian, mata kita akan rusak. Sebagai uji coba, biarkan mata anda tidak berkedip beberapa menit. Apa yang akan terjadi? Mata anda akan panas, seperti akan mengeluarkan air mata, dan sedikit terasa sakit pada bagian-bagian tertentu. Iya kan? udah deh ngaku aja.

Air mata adalah kelenjar yang diproduksi oleh proses lakrimasi untuk membersihkan mata. Bukan hanya manusia, hewan juga mempunyai sistem lakrimasi untuk membiarkan mata mereka basah. Namun, sesuatu yang sangat unik yang tidak dimiliki oleh hewan dan hanya dimiliki oleh manusia adalah emosi air mata. Lalu kita namai itu dengan menangis.

Ya, Menangis adalah salah satu proses lakrimasi. Hal ini bisa dipicu oleh emosi-emosi tertentu yang dibawa oleh suasana hati waktu itu. Sedih, senang, bangga, terharu, bahagia, atau apa saja bisa menimbulkan tangisan. Bahkan ada juga, karena perasaan takut.

Kalau menurut psikolog saya yang sebentar lagi menyelesaikan S1-nya di Malang, menangis adalah luapan emosi yang tidak hanya membasahi dan membersihkan mata. Lebih dari itu, menangis juga bisa melegakan hati. Ada kepuasan tersendiri. Dan inilah mungkin salah satu alasan, kenapa manusia seringkali menangis.

Nah, sekarang yang jadi pertanyaan adalah kenapa perempuan lebih banyak menangis ketimbang lelaki?

Ada yang mau menjawab? Saya akan memberi bantuan dengan menuliskan beberapa pilihan.

1) Karena jumlah perempuan lebih banyak dari jumlah laki-laki
2) Karena perempuan lebih mengedepankan perasaan
3) Karena perempuan punya hati yang sangat lembut
4) karena perempuan emang cengeng
5) Karena perempuan terlalu cepat jatuh cinta (huekk...nyambung ga sih? hush, emang jatuh cinta harus sama orang. Sama barang juga kalee. Hehehehehe)

Damai Kami Sepanjang Hari

Tuesday, December 04, 2007
Perlahan kau bangunkan aku. Antarkan segelas kopi. Dengar canda adik-adikku, inginkan aku segera bersatu. Indah pagi ini. Nada sumbang hanyalah kau. Biarkan kami. Semoga akan tetap abadi. Pagi ini. Pagi esok. Esok Hari. Hari nanti. Semoga Tak kan pernah terhenti. Canda pagi. Canda Angin. Canda Adik. Damai kami sepanjang hari.


----------------------------------------------------
lirik lagu iwan fals 'Damai Kami Sepanjang Hari'

Tempat Sampah

Saturday, December 01, 2007
Siapa yang tidak mengenal kata-kata populer itu, berarti bukan manusia Indonesia biasa. Hehehehe. Orang yang belum begitu faham bahasa indonesia saja, ada yang mengenal. Misalnya tukang ambil sampah di daerah bawwabah tiga, Kota Nasr, Kairo, Mesir. Ia menyebutkan 'Sambah' kepada WNI yang berada di sana, agar mereka mengeluarkan sampah yang berada di rumahnya untuk diangkut dan dibawa ke tempat pembuangan akhir.

Sekarang yang menarik bukan pada pengertiannya. Tapi pada bagaimana kita memberi 'arti' pada sampah dan tempat sampah itu sendiri. Mungkin saya tidak akan menyinggung banyak tentang sampah. Saya akan lebih fokus ke 'tempat sampah' saja. Karena Tempat sampah, pada masa-masa sekarang ini seperti tidak mempunyai arti sama sekali. Ia disebar di setiap pojok ruangan, di setiap tikungan jalan, bahkan di setiap 3 meter di gang-gang jalan. Namun sayangnya, kita tidak memfungsikan tempat sampah itu sebagai tempatnya sampah.

Kita lebih senang membuang sampah di jalan-jalan yang biasa kita lewati, kita biasa membuang sampah di balik karpet, kita biasa membbuang sampah di kolong-kolong meja, kita lebih suka membuang sampah di tempat-tempat yang tersembunyi. Padahal kita tahu, ada banyak tempat sampah yang disebar. Lalu, apa fungsi tempat sampah itu? sudahkah kita membuatnya berarti?

Huh...

Aku juga bingung, apa yang musti saya posting. Lagi pusing aja. Belajar ga nyambung-nyambung, ujian bentar lagi. Fiyuh..........