<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Di Mazbak

Tuesday, November 27, 2007
Pagi hari. Ditemani oleh sebatang rokok samsoe dan secangkir kopi hangat. Aku duduk di balkonah sambil memandang ke arah gurun luas. Kemudian aku sedikit merenung. Memikirkan dunia-dunia lain selain bumi. Memikirkan dunia-dunia lain selain kekanak-kanakanku.

Benar. Semakin bertambah umurku, semakin bertambah juga keinginanku untuk kembali ke masa-masa yang telah lewat. Masa-masa yang seharusnya hanya menjadi kenangan. Lalu seorang teman menegur.

"Sudahlah, masa-masa yang telah lewat itu tidak akan ada gunanya kau kenang. Hadapi yang ada di hadapanmu sekarang"

Aku tidak menghiraukannya. Otakku masih terus berputar. Seperti kepingan cd yang berputar kencang di dalam cd room. Membaca masa-masa yang menyenangkan, mengesankan, menyedihkan, dan juga membosankan. Kemudian aku tersenyum-senyum sendiri.

"kamu sudah gila, ya? Ga ada angin, ga ada hujan senyam-senyum sendiri"

Lalu aku melihat ke arah temanku itu. Menatapnya tajam. Sambil tetap menyunggingkan senyuman yang masih belum kuubah. Temanku langsung menggerak-gerakkan tangannya di depan mukaku. Mungkin ia mengira aku sedang kesurupan. Melihat reaksinya yang demikian, kuubah raut mukaku menjadi seorang yang sinis. Tak ada senyum lagi.

"Kamu kenapa?" Ia melihat ke arahku dengan serius. Heran. Tidak biasanya.

Kemudian aku merasa bahwa waktunya sudah tepat. Waktu untuk menyampaikan apa-apa yang sedang bergejolak dari kolaborasi antara hati dan otakku.

"Begini kawan. Kalau kau mengira aku sudah gila, aku memang gila. Kalau kau mengira aku sudah edan, aku memang edan. Kalau kau mengira aku sudah tidak waras, aku memang tidak waras."

Mendengar ucapanku, ia tersenyum. Kemudian tertawa cekikikan. Namun, sebelum ia menyelesaikan tertawanya itu, aku melanjutkan ucapanku.

"Tapi lihatlah kopi ini," Lanjutku. Ia terpaksa mengakhiri tertawanya. Dan kembali memperhatikan aku.

"Kopi yang aku buat ini. Kopi yang telah aku campur dengan gula, lalu kusiram dengan air yang telah aku didihkan ini. Sebelumnya aku mau bertanya? Kau menyebut ini apa?"

"Apa, ya? Ya, Kopi."

"Hmm. Kalau begitu kau sama denganku. Tapi kalau kopi ini aku campur lagi dengan susu?"

"Ya, kopi susu"

"Ya, kopi susu. Aku rasa kau sudah bisa menangkap. Tapi itu tidak penting. Aku hanya ingin mengajakmu mengembara sejenak. Ke negeri kita. Negeri dimana tidak ada penghargaan sama sekali kepada orang yang banyak bermanfaat bagi masyarakat luas. Negeri dimana tidak ada penghargaan yang layak kepada orang-orang yang telah banyak bejasa bagi negeri itu sendiri. Negeri kita, Indonesia. Aku melihatnya seperti kopi ini. Semakin banyak manfaat yang telah diberikan, semakin tidak dihargai. Namun, ketidak hadirannya akan selalu diperbincangkan banyak orang."

"Maksudmu?"

"Kau tahu komposisi yang berada di dalam cangkir ini. Di situ ada kopi, gula, dan air. Tapi orang lebih enak menyebutnya dengan kopi. Yang lain tidak perlu disebut."

"Ya, iyalah. tanpa gula, kopi tetap kopi. Tanpa air, kopi juga masih kopi."

"Tanpa kopi, Gula juga tetap gula. Tanpa kopi, air juga tetap air. Tapi di sisi lain, aku ingin bertanya. Oh, tidak. Begini saja, coba urutkan, mana diantara komposisi tersebut yang lebih banyak dimanfaatkan orang?"

"Air, gula, kemudian kopi."

"Ya, benar. Kalau menurut urutan, urutan pertama yang paling banyak dimanfaatkan orang adalah air, kemudian nomor dua adalah gula, dan yang terakhir adalah kopi itu sendiri."

"Trus?"

"Kau kenal cak Munir?

"Cak Munir yang suka membela orang lemah itu? yang kasus pembunuhannya ga jelas itu, ya? Kalau cak Munir yang itu, aku tahu"

"Iya, benar. Kau tahu cak Munir, Kau tahu Habibie, kau tahu bagaimana para petani di desa-desa bekerja keras, kau tahu nasib guru-guru, kau juga tahu nasib para TKI/TKW di luar negeri. Kau tahu semuanya. Kau seorang pengamat sosial yang hebat."

"Haha.."

"Ini serius. Ga usah tertawa."

"Ok"

"Sekarang aku tanya kepadamu? Dapat apa mereka dari pemerintah?"

"I don't know"

"Apa yang harus dilakukan pemerintah?"

"Gak eruh"

"Apa yang harus kita lakukan"

"Embuh"

"Dodol sia'. Huh..."

Kami berdua pun tertawa.

"Hahahahahahahahahahahahaahahhaahahahahahahahahaha"

Kabar-Kabari

Sunday, November 25, 2007
Kabar dari Kairo

- TEMUS sudah berangkat
- Yang mo Haji dah siap-siap
- Yang mo ujian dah beraksi

Tapi ada juga kabar yang agak gimana gituu...

- Seorang perempuan berkebangsaan Indonesia bunuh diri dengan cara loncat imaroh (apartemen) dari lantai enam.
- Mahasiswa Indonesia dirampok oleh orang kulit hitam.
- Ada juga yang dirampok oleh penduduk pribumi.



Kabar Dari Indonesia

- Harga BBM dan sembako melambung (biasa)
- Mahasiswa demo (lebih biasa lagi)
- Perampokan dan pembunuhan di segala penjuru (itu mah, sudah jadi santapan harian)




Lalu ada berita duka dari teman-teman IKBAL korda Kairo, Mesir.

- Sebelumnya, kakak temanku meninggal, Kiyai yang ada di Al-Amien juga meninggal (K.H. Asyari Kahfie), kemudian ada kakek dari temanku lagi meninggal.

Ya, namanya juga hidup. Pasti ada ujungnya. Hanya Dia-lah yang abadi. Dan kehidupan akan tetap berjalan, walaupun kemarin ada yang mati, sekarang ada yang mati, besok ada yang mati. Ya, kehidupan akan terus berjalan. Dan waktu tidak akan pernah berjalan mundur.



Kabar Sampingan

Ada yang pergi, ada yang datang. Ada yang meninggal, ada yang lahir. Aku bisa merasa senang karena dua alasan.

Pertama: Atas kelahiran adekku yang ke-tiga.

Senang karena akhirnya aku bisa punya adek lagi. Satu-satunya adek yang bergender laki-laki saat ini. Ahmad Baydhowi MN. Dek, kapan kakak bisa bertatap muka? kapan kakak bisa mencubit pipimu? kapan kakak bisa menggendong dan mengajakmu jalan-jalan? Hufh...semakin rindu aku sama keluarga.

Kedua: Diterimanya adekku di Telkom

Katanya, proses penerimaan dan penugasannya sangat cepat. Padahal banyak yang duluan ngelamar dan masih belum mendapatkan panggilan. Sedang adekku mengirimkan surat lamaran bersama CV, besoknya langsung ada panggilan. Besoknya lagi langsung di suruh ke Denpasar, Bali.

Dan kemarin, semua keluarga berkumpul. Semua hadir, kecuali aku dan adekku yang Training itu.

Hahahahahaha......

Dalam keluarga sekarang dah ada tiga cowok dan tiga cewek. Maen ice skating yuk...Hehehe

Made in China

Thursday, November 22, 2007

Dua tahun yang lalu, di bandara Soekarno Hatta, Jakarta. Ketika aku mau berangkat ke Mesir, adikku memesan barang yang khas Mesir asli bikinan pribumi. Ah, itu masalah gampang. Aku langsung mengiyakan tanpa pikir panjang.

Sekarang aku berpikir lagi. O...ternyata tidak semudah yang aku kira. Ternyata mencari souvenir yang asli buatan orang pribumi tidak segampang yang aku bayangkan. Sama saja. Barang-barang yang aku temui hampir di setiap toko dan di tempat penjualan barang kerajinan ternyata bukan milik pribumi.

"lho, kok kamu tahu?" tanya seorang teman pada suatu ketika.

"Bagaimana aku tidak tahu, lha wong dibelakangnya sudah ada stempelnya. Atau kalau barang
mainannya itu kecil, ada bandrol-nya"

"Hah..Apa itu?"temanku mengejar.

"Halah...nggak penting"

"Ih, busuk kau. Jangan gitu ah. Bikin penasaran orang saja. Apa sih?" Ia tetap mengejar.

Aku diam sejenak. Kuperhatikan air mukanya sangat serius memandangku. Lalu pelan-pelan tapi mantap, aku menjawab.

"Made in China"

"Hahahahaha..." temanku tertawa lepas. Keras sekali.

"Kenapa kamu? Kan sudah kubilang, itu tidak penting"

Ia berusaha mengakhiri tertawa lepasnya. Tapi ia tidak mampu menahan kegeliannya.

"Nggak, H..ha.ha..Nggak. Yang bener aja, kok bisa begitu. Lucu." Ia berbicara sambil tetap menahan kegeliannya.

"Lho, kamu ini bagaimana sih? Hal semacam itu saja kau anggap lucu. Selera humormu rendah."

"Justru sebaliknya, selera humormu yang rendah. Hanya orang yng berselera humor tinggi yang bisa tertawa di saat orang lain tidak bisa tertawa, Hahahaa" ia kembali tertawa.

Aku tidak tertawa. Senyum pun tidak. Menyebalkan. Tapi tiba-tiba ia memandangku dengan serius. Mungkin karena melihat mukaku yang sudah sangat kusut.

"Begini friend. Bukan maksudku menyinggung perasaanmu. Aku tertawa bukan karena perkataanmu itu aku anggap lucu. Tapi karena aku mengingat guyonan teman-teman di rumahnya teman."

Kulihat ia lebih serius dari yang tadi.

"Apa itu?" Kali ini aku yang bertanya.

"Sama seperti ceritamu itu. Ceritanya ada orang yang ingin membawa oleh-oleh yang khas dari Mesir ke Indonesia. Kamu kan tahu, bahwa neagara Arab itu terkenal dengan onta. Jadilah orang ini beli boneka-boneka-an onta. Karena harganya yang relatif murah, tanpa pikir panjang, ia membeli banyak tanpa memeriksanya terlebih dahulu. Namun sial, setelah boneka-boneka-an itu sampai di tanah air, satu keponakannya yang paling cerdas bilang '"Om, kalau yang tulisannya begini sih banyak di sini, Om. Nih, maenan Alif merk-nya sama semua." Ups, kontan muka orang itu memerah. Malu."

Aku tersenyum. Kulihat ia akan menjelaskan sesuatu.

"Tapi ada juga yang serius. Bener-bener serius"

"Apa itu?"

"Ini berhubungan dengan ilmu astronomi"

"Kok bisa?"

"Kamu kenal Galileo Galilei?"

"Iya, aku tahu. Kenapa? Bapak astronomi itu, bukan?"

"That's right. Iya, Orang yang divonis hukuman mati karena pemikirannya bertentangan dengan gereja. Ia divonis hukuman mati karena pemikirannya yang mengatakan bahwa matahari adalah pusat tata surya."

"Trus apa hubungannya dengan cerita yang barusan."

"Iya, ada. Ceritanya, ketika Galileo pergi ke luar angkasa, ia mendapatkan ilham karena bisa mendengarkan suara adzan dari bumi."

"Halah, mitos. Ada-ada saja"

"Lho, ini beneran. Tapi ada yang lebih hebat dari galileo."

"Siapa itu?"

"Hayyah..Katanya orang IPA. Hal semudah itu saja kau tidak tahu. Itu, si Albert Madhechin"

"Emang apa hebatnya si Albert?"

"Ia pergi ke luar angkasa untuk mengamati bumi. Dan hasil pengamatannya itu sangat menakjubkan."

"Kenapa? Kok aku belum tahu."

"Wah, kamu emang bener-bener manusia IPA yang ketinggalan jaman. Kemarin kan rame banget di berbagai media massa."

"Masa sih? Emang hasil pengamatan si Albert Madhecin ini bagaimana sih?"

"Hasil pengamatan Albert Madhecin, itu sangat spektakuler. Ia melihat bahwa bentuk bumi itu bulat, sejalan dengan pemikiran Christopher Columbus. Cuman menurut Albert Madhecin Ada yang belum disentuh oleh Columbus. Dan Columbus tidak tahu itu, karena ia tidak melihat dari luar angkasa. Albert Madhecin menambahi, bahwa dari luar angkasa, benua-benua terlihat membentuk sebuah tulisan yang sangat masyhur."

"Emang apa tulisannya?" Aku mengejar.

Ia menatapku tajam. Dingin. Lalu ia menjawab.

"Made in China"

Sebab Aku Cinta Blogspot

Tuesday, November 20, 2007
Begini nih jadinya kalau terlalu cinta sama Bolgspot. Punya akun dot com tapi hanya digunakan forwarding-nya doang. Hehehehe. Bukan mo ngapa-ngapain, sih? Karena rasa terima kasih yang besar buat blogger dot com yang telah memberikan fasilitas gratis dan mudah dipakai. Makanya, saya akan menampilkan url asli dari blogspot sebagai nama utamanya. Hehehehe

Nah, kalau nggak percaya coba aja tulis www.seruput.com di address bar kamu. Setelah itu tekan enter. Hehehe, Apa yang nampak? ya blog saya ini. dia akan berubah menjadi http://seruput.blogspot.com

Halah...halah...
Begitu aja kok repot. Emang kenapa sih?
Ngga papa kok. Lagian, akun dot com itu saya buat biar teman-teman mudah nyampek ke http://seruput.blogspot.com. Ya toh. Ketawa lagi ah. Hahahahahahahahaha

Baju Baru

Wednesday, November 14, 2007
Baju Baru. Cocok ga sih?
Huh...Lumayan sih. Dah lama ga pernah ganti baju. Sebenarnya sih, baju lama. Cuman diperrmak sedikit. Selamat menikmati.