<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


IBU

Friday, August 24, 2012
Bagiku, ibu adalah tempat yang nyaman untuk bersandar. Bukan aku tidak suka sama ayah. Tapi karena hubungan kasih sayang seorang anak dengan sang ibu itu berkait secara langsung. Mungkin inilah yang membuatku merasa ada yang kurang pada lebaran kali ini. Aku belum sempat cium tangan ibu. Aku belum sempat cium kening ibu. Aku belum sungkem kepada ibu. Aku belum mencuci tangan dan kaki ibu. Aku belum berbuat apa-apa untuk ibu.

Ketika mengaji sendiri, baik itu di musholla, masjid, makam, terkadang tiba-tiba mata ini basah dengan sendirinya. Mengandaikan jika seandainya nanti, sebelum aku bertemu ibu, tiba-tiba ibu sudah terbungkus kain putih, atau hanya bisa aku saksikan tanah merah yang basah dengan batu nisan yang bertulis namanya.

Betapa emosi ini akan bergejolak hebat, dan pasti akan menyesal sepanjang hidup. Mencela diri yang tak tahu diri. Tapi ibu adalah orang yang sangat kuat, ia pasti akan berkata, "Aku rela dengan perjuanganmu, anakku. Karena sejujurnya, amalmu itulah yang akan membawa kita kepada kebersamaan yang sejati" dan setelah itu, pasti air mataku akan tumpah ruah. Larut dalam suasana haru. Atas keikhlasan seorang ibu.

Terima kasih atas lelah dan letihmu untukku, Ibu.

***

IBU

Wahai ibu, aku akan segera kembali
dan bergegas mencium keningmu yang suci
akan kutumpahkan semua rinduku padamu
dan kuhirup harum tangan kananmu

Sudah tak terhitung, berapa malam yang kau lewati tanpa tidur
demi aku agar bisa tidur lelap
tak terhitung pula berapa kali kau menahan haus
demi mengobati rasa hausku akan kasih sayangmu

Di waktu aku sakit, aku masih ingat
air matamu mengalir deras bagaikan hujan
dan matamu yang terus menerus terjaga
karena menghawatirkan keadaanku

Dan ketika aku pamit untuk berpisah,
bagimu, itu menjadi pukulan yang amat keras
berkali-kali mata dan pipimu basah
seolah dunia begitu tak berarti dan sesak

Wahai ibu,
berbakti kepadamu adalah cita-cita hidupku
Karena demikianlah, Tuhanku memerintahkan aku
kerelaanmu adalah kunci keberhasilanku
dan cintamu adalah rahasia imanku
keikhlasan doamu untukku
menghapus kesusahan dan kesedihanku

Ibu,
engkaulah detak jantungku
engkaulah cahaya di mataku
engkaulah nada di bibirku

kesusahanku sirna ketika aku memandang wajahmu
kepadamu ibu aku akan kembali
esok aku akan beristirahat dari perjalananku