<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Rasa

Thursday, October 25, 2012
Aku seringkali teringat nasehat guruku, bahwa hidup itu hanya ‘mampir ngombe’. Jalanilah hidup ini dengan lkhlas, begitu nasehatnya dengan lembut mengingatkanku.

Dalam hidup yang singkat ini. Kadang kita merasa bukan apa-apa, bukan siapa-siapa, tak punya apa-apa, dan tak punya siapa-siapa. Kita merasa, seolah kita merasa sendirian. Tak ada yang memperdulikan kita. Dunia seperti sebuah perjalanan yang tidak menyenangkan, atau bahkan panggung yang sesak dengan cacian atas diri kita.

Tuhan menciptakan hidup dengan banyak rasa. Dan setiap orang mempunyai rasa yang berbeda. Untuk dapat menikmati berbagai rasa, kita harus berbaur, bersosial. Ya, kita harus berinteraksi dengan banyak orang. Agar kita tidak lagi merasa sendirian. Dan tentu saja, mau bersosial dan berinteraksi dengan siapa, itu adalah pilihan kita masing-masing.

Ketika kita mengenal cinta, kita hanya mengenal satu rasa. Lalu kita melupakan semua rasa yang pernah kita kenal. Dan sejak saat itu, kehidupan kita berubah. Kita tidak pernah sadar, bahwa cinta bukanlah satu rasa. Hingga akhirnya, kita bertemu dengan rasa lain dari cinta. Yang membuat kita, hampir mati rasa. Lalu kita kembali lagi, seperti tak punya apa-apa. Hidup terasa hampa.

Tapi Tuhan selalu memberi kesempatan kepada kita, untuk merasakan rasa cinta yang lain.
Karena hidup memang banyak rasa.

Sampai suatu waktu, kita akan mengambil kesimpulan, bahwa “Cinta itu irasional, tapi cinta bisa jadi rasional ketika kita menggabungkan antara logika, perasaan dan realitas.”