<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


El-Sawy Culturewheel


Pada tanggal 3 kemarin, saya bersama dengan teman-teman SAMAS mengunjungi sebuah ruang budaya yang terletak di Headquarter, end of 26 july St. Cairo, Egypt. Perjalanannya cukup mengasyikkan, walaupun kita harus rela melakukan ibadah berdiri di dalam bus 109. Hehehe. Sorry nih, saya lagi ga bisa cerita banyak. Pokoknya, setelah kita nyampe, kita langsung menuju masjid terdekat untuk chating sama sang maha Agung. Dan setelah itu kita disuguhi dengan pemandangan yang sangat menakjubkan. Well, itu dia yang namanya El-Sawy Culturewheel. Gedungnya unik banget, karena berada di tengah jalan umum, tepat berada di bawah jembatan layang. Kok bisa unik? ya iyalah, soalnya, kalau di Indonesia, kolong jembatan hanya ditempati oleh kaum kumuh pengumpul barang-barang bekas, atau para penjual VCD bokep, penjual kaset bajakan, majalah nggak nggenah, dan lainnya. Sementara di sini, tempat seperti itu dijadikan sebagai gedung budaya. Tempat para sastrawan, sineas film, pelajar, mahasiswa, para doktor, dan beberapa elemen berbudaya lainnya berkumpul. Bukan hanya orang Kairo saja. tapi seluruh dunia. Kemarin, waktu kami berkunjung ke sana, seorang penyair asal Iraq, Amel El Gabory, berduet dengan penyanyi asal Libanon Gahda Wahba, menampilkan kebolehannya di sana. Amel dengan Puisinya yang sangat menyentuh, dan Gahda dengan kekhasan suaranya yang menyihir. Luar biasa.

Setelah acara, semuanya berebut tanda tangan. Saya sibuk men-jepret. Itung-itung belajar jadi fotografer yang baik, saya tidak menyia-nyiakan momen tersebut. Cuman sayangnya, ruangannya cukup gelap untuk ukuran kamera yang saya pakai. Jadi, hasilnya juga kurang memuaskan. Dah gitu, saya ga bisa ngelihat jelas lagi. So, agak burem, juga kurang fokus. Sorry deh. Maklum, amatir.

Nah, Ada hal yang paling luar biasa yang saya lakukan waktu itu. Kalau semuanya meminta tanda tangan, saya sebalikanya. Saya malah memberi sesuatu buat penyair Amel. Saya memberinya duah buah origami flapping bird yang aku buat secara iseng. Seneng banget. Soalnya, saya ngasihnya waktu dia sedang diwawancara sebuah stasiun tv iraq -el-iraqiyyah--, nah, dia beralih dari kamera, mendekati saya, dan kemudian meminta kameramennya untuk menyorot kami berdua. Huahahaha. Semua orang tertawa, karena yang saya berikan adalah kertas brosur yang saya sulap jadi sebuah mainan anak kecil. Hehehe. Biarin lah, itung-itung shodaqoh. Walaupun tanpa modal. Upss, modal kreatifitas, Bro.

Udah deh, saya masih belum bisa cerita banyak. Soalnya, saya masih harus menuangkan ide yang lain. Ya, sesuatu yang memang harus selesai dalam waktu dekat. Mungkin, kapan-kapan saya akan membahas khusus tentang tempat yang unik ini. Maaf deh, kalau tidak memuaskan.

O ya, buat temen-temen SAMAS, kunjungi aja bagian gallery, biar aku ga susah-susah membawakannya untuk kalian. Setelah dikopi, konfirmasi aja, apa saya harus dihapus atau tetap dipajang. Hehehe.
« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »