Bocah Indonesia Tembus Perguruan Tinggi di HK
Sabtu, 18 Agt 2007,
Berusia 9 Tahun, Lahir di Tiongkok, Besar di HK, SMA di Inggris
HONGKONG - Usianya baru sembilan tahun. Namun March Budiharjo, anak Indonesia kelahiran Tiongkok tengah berjuang masuk sebuah perguruan tinggi di Hongkong. Pendidikan tinggi itu segera dijalaninya setelah dia sukses menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Inggris. Bila lolos persyaratan masuk perguruan tinggi itu, March akan menjadi mahasiswa termuda di sana.
March adalah warga Indonesia yang lahir di Tiongkok tapi besar di Hongkong. Sebelumnya, dia menempuh pendidikan di sekolah khusus (semacam akselerasi) di Inggris selama dua tahun.
Tahun ini, dia menempuh ujian akhir (A-Level/advanced level) untuk menentukan kelulusannya. Juli lalu, hasil ujian tersebut keluar dan March dinyatakan lulus. Bahkan dia berhasil mendapat dua nilai A dalam pelajaran matematika dan satu nilai B untuk pelajaran statistik.
Kesuksesan March tidak hanya itu saja. Putra Tony Boedihardjo itu juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-Level. Ternyata, dia bisa lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.
Kendati mencatat prestasi yang luar biasa, belum ada perguruan tinggi yang tertarik untuk menjadi tempat pendidikan lanjutan buatnya. Tony sendiri enggan menyebut universitas mana yang diinginkan anaknya. "Yang jelas, pilihan March hanya satu, kuliah. Dia tidak mungkin bekerja dan dia sudah menunjukkan kemampuannya dengan lolos dalam ujian A-level," tegasnya.
Setidaknya ada beberapa nama universitas yang menjadi incaran March. Yakni Hongkong Baptist University (HKBU), Hongkong University, dan Chinese University of Hongkong. Ketiga perguruan tingg itu tengah mempertimbangkan pendaftaran March layaknya calon mahasiswa biasa. Mereka juga menunggu hasil tes lanjutan yakni General Certificate of Secondary Education (GCSE) yang baru diumumkan pekan depan.
Wakil Rektor HKBU Fan Yiu-kwan mengatakan pihaknya harus berhati-hati dalam mempertimbangkan pendaftaran March. Selain sisi akademis, pihaknya harus memperhatikan usianya yang masih muda. "Jika universitas tidak benar-benar siap, perkembangan anak itu akan terpengaruh. Selain universitas, pihak lain harus mempertimbangkan bagaimana melatih anak yang berbakat seperti itu," lanjutnya lagi.
Sebelumnya, pemerintah Hongkong sudah menunjukkan perhatiannya terhadap pendidikan anak-anak yang jenius. Sejak 2001, mereka meluncurkan skema yang diberi nama Support Measures for the Exceptionally Gifted Students.
Hingga sekarang, sudah 6000 anak jenius yang menerima kursus tambahan di berbagai bidang. Hasilnya, mereka berhasil mencatatkan prestasi di berbagai kompetisi internasional. (xinhua/thestandard/any)
sumber : http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=299724
Berusia 9 Tahun, Lahir di Tiongkok, Besar di HK, SMA di Inggris
HONGKONG - Usianya baru sembilan tahun. Namun March Budiharjo, anak Indonesia kelahiran Tiongkok tengah berjuang masuk sebuah perguruan tinggi di Hongkong. Pendidikan tinggi itu segera dijalaninya setelah dia sukses menyelesaikan pendidikan SMA-nya di Inggris. Bila lolos persyaratan masuk perguruan tinggi itu, March akan menjadi mahasiswa termuda di sana.
March adalah warga Indonesia yang lahir di Tiongkok tapi besar di Hongkong. Sebelumnya, dia menempuh pendidikan di sekolah khusus (semacam akselerasi) di Inggris selama dua tahun.
Tahun ini, dia menempuh ujian akhir (A-Level/advanced level) untuk menentukan kelulusannya. Juli lalu, hasil ujian tersebut keluar dan March dinyatakan lulus. Bahkan dia berhasil mendapat dua nilai A dalam pelajaran matematika dan satu nilai B untuk pelajaran statistik.
Kesuksesan March tidak hanya itu saja. Putra Tony Boedihardjo itu juga berhasil menembus Advanced Extension Awards (AEA), ujian yang hanya bisa diikuti sepuluh persen pelajar yang menempati peringkat teratas A-Level. Ternyata, dia bisa lulus dengan predikat memuaskan. Dalam sejarah AEA, hanya seperempat peserta AEA yang bisa mendapat status tersebut.
Kendati mencatat prestasi yang luar biasa, belum ada perguruan tinggi yang tertarik untuk menjadi tempat pendidikan lanjutan buatnya. Tony sendiri enggan menyebut universitas mana yang diinginkan anaknya. "Yang jelas, pilihan March hanya satu, kuliah. Dia tidak mungkin bekerja dan dia sudah menunjukkan kemampuannya dengan lolos dalam ujian A-level," tegasnya.
Setidaknya ada beberapa nama universitas yang menjadi incaran March. Yakni Hongkong Baptist University (HKBU), Hongkong University, dan Chinese University of Hongkong. Ketiga perguruan tingg itu tengah mempertimbangkan pendaftaran March layaknya calon mahasiswa biasa. Mereka juga menunggu hasil tes lanjutan yakni General Certificate of Secondary Education (GCSE) yang baru diumumkan pekan depan.
Wakil Rektor HKBU Fan Yiu-kwan mengatakan pihaknya harus berhati-hati dalam mempertimbangkan pendaftaran March. Selain sisi akademis, pihaknya harus memperhatikan usianya yang masih muda. "Jika universitas tidak benar-benar siap, perkembangan anak itu akan terpengaruh. Selain universitas, pihak lain harus mempertimbangkan bagaimana melatih anak yang berbakat seperti itu," lanjutnya lagi.
Sebelumnya, pemerintah Hongkong sudah menunjukkan perhatiannya terhadap pendidikan anak-anak yang jenius. Sejak 2001, mereka meluncurkan skema yang diberi nama Support Measures for the Exceptionally Gifted Students.
Hingga sekarang, sudah 6000 anak jenius yang menerima kursus tambahan di berbagai bidang. Hasilnya, mereka berhasil mencatatkan prestasi di berbagai kompetisi internasional. (xinhua/thestandard/any)
sumber : http://www.jawapos.com/index.php?act=detail_c&id=299724