<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Mari berkarya

Berbicara tentang menulis, kemarin aku dapat tantangan dari seorang kawan di Indonesia. Dia tinggal di Jogja. Bunyi Sms-nya sangat menantang.

"Mahasiswa Mesir itu bisa apa? paling bisanya cuman nerjemah, kalo disuruh menulis, apa yang mereka akan tulis?"

Sebenarnya Sms-nya berantai dan sangat tajam mengkritik mahasiswa Indonesia di Mesir. Yang ia soroti adalah dunia menulis. Ya, Dia mengatakan bahwa jebolan Mesir mandul menulis. Tidak bisa apa-apa. Bahkan Mas fahmy yang orang INSIST itu juga mengatakan demikian pada rubrik wawancara di terobosan (lupa edisi berapa). Tapi menurut Mas Fahmy bukan hanya Mesir, menurutnya lulusan timteng tidak bisa menulis, tidak analitis dan bla..bla..bla...

Yah, kalo aku sih santai saja. Tidak perlu panas. Karena memang pantas kita dinilai. Mau dinilai secara subjektif atau objektif, terserah saja. Yang penting adalah kita (mahasiswa Indonesia di Mesir) terus berkarya. Mari kita buktikan bahwa lulusan timteng, khususnya lulusan mesir bisa segalanya. Dan semua itu harus kita buktikan dengan Karya. Ya, hanya karya yang bisa menjadi bukti. Maka mulai sekarang, "Mari berkarya. Apa saja. Sebanyak-banyaknya. Sebagus-bagusnya. Sebaik-baiknya"

Salam
« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »