Alhamdulillah, Nol Kilometer
Alhamdulillah, Kalimat syukur itulah yang paling pantas untuk diucapkan.
Disaat yang lain menempuh puluhan bahkan sampai seratus kilometer lebih setiap hari pulang pergi kerja, saya hanya nol kilometer. Tak banyak menghabiskan bahan bakar, tak banyak tenaga terbuang di jalan. Ya, saya tinggal di mana kantor saya berada. Alhamdulillah. Rumahku Kantorku. Kantorku Rumahku.
Menyikapi hal ini sebenarnya gampang-gampang susah. tetap ada plus dan minusnya. Mungkin karena pikiran saya tinggal di kantor, jadi tidak ada jadwal yang pasti untuk "nongol". Mungkin karena pikiran itulah, justru pada akhirnya saya malah paling terakhir "nongol" di kantor. Ups... yang ini tidak boleh ditiru. Padahal karyawan sudah datang lebih dulu, bahkan sebelum waktu jam kantor. Untungnya ada karyawan yang memang saya beri amanah memegang kunci, sehingga bisa lebih dahulu membuka kantor.
Sebenarnya bukan tanpa alasan saya datang agak terakhir, itu dikarenakan saya memang harus secara bergantian dengan istri mengurus dua anak kami yang dua-duanya masih batita. Saya memandikan anak yang besar, istri memandikan yang bayi, setelah selesai semua. Saya harus menjaga keduanya, sementara istri menyiapkan sarapan dan cuci-mencuci.
Tulisan ini memang tidak ada fokus, tapi intinya adalah saya sangat bersyukur dikarunia tempat kerja yang dekat dan keluarga yang rukun.
Alhamdulillah, walhamdulillah, tsummal hamdulillah.
Disaat yang lain menempuh puluhan bahkan sampai seratus kilometer lebih setiap hari pulang pergi kerja, saya hanya nol kilometer. Tak banyak menghabiskan bahan bakar, tak banyak tenaga terbuang di jalan. Ya, saya tinggal di mana kantor saya berada. Alhamdulillah. Rumahku Kantorku. Kantorku Rumahku.
Menyikapi hal ini sebenarnya gampang-gampang susah. tetap ada plus dan minusnya. Mungkin karena pikiran saya tinggal di kantor, jadi tidak ada jadwal yang pasti untuk "nongol". Mungkin karena pikiran itulah, justru pada akhirnya saya malah paling terakhir "nongol" di kantor. Ups... yang ini tidak boleh ditiru. Padahal karyawan sudah datang lebih dulu, bahkan sebelum waktu jam kantor. Untungnya ada karyawan yang memang saya beri amanah memegang kunci, sehingga bisa lebih dahulu membuka kantor.
Sebenarnya bukan tanpa alasan saya datang agak terakhir, itu dikarenakan saya memang harus secara bergantian dengan istri mengurus dua anak kami yang dua-duanya masih batita. Saya memandikan anak yang besar, istri memandikan yang bayi, setelah selesai semua. Saya harus menjaga keduanya, sementara istri menyiapkan sarapan dan cuci-mencuci.
Tulisan ini memang tidak ada fokus, tapi intinya adalah saya sangat bersyukur dikarunia tempat kerja yang dekat dan keluarga yang rukun.
Alhamdulillah, walhamdulillah, tsummal hamdulillah.