Benarkah Kita Binatang Berakal
Kalau komputer ini hancur, mungkin orang-orang hanya akan diam saja. Karena mereka tidak ikut memiliki. Mungkin hanya aku saja yang akan merasa bingung setengah hidup. Entah apa yang akan aku perbaiki, ram-nya, VGA-nya, prosesor-nya, motherboard-nya, kipasnya, power supply-nya, atau bahkan yang tidak mungkin bisa aku periksa juga. Semisal monitornya, atau bahkan listriknya. Yang jelas usaha untuk memperbaiki itu pasti ada. Ya, rasa memiliki itu memang ajaib. Tapi terkadang, karena rasa memiliki juga bisa seenaknya menggunakan. Sehingga tidak ada sedikitpun rasa takut rusak, kecuali barang itu adalah barang baru.
Kalau kita melihat sejarah, berapakah usia Indonesia saat ini. Rasanya Indonesia, yang sudah turun temurun kita memiliki ini, tidak pernah kita rawat dengan baik. Sumber daya alam yang melimpah, sungai yang berserakan, tanah yang subur, dan juga laut yang berpotensi, merupakan sebuah nikmat yang selalu saja kita sia-siakan. Kita hanya bisa berteriak lantang jika ada orang lain mengaku-ngakuinya, bahwa “Itu milikku !!”
Tapi, kita tidak pernah tahu bahwa kita ini memang bodoh. Dan parahnya lagi, kita tidak pernah merasa bahwa kita ini memang bodoh. Bagaimana tidak, bangsa-bangsa eropa sangat tertegun melihat keindahan alam Indonesia kita tercinta. Banyak yang mereka inginkan, dan semuanya ada di Indonesia. Halah....Kenapa kita tidak pernah merasa bodoh, kenapa kita selalu merasa pintar dan pandai. Penyakit semacam ini memang tidak begitu tampak dan tidak terlalu berpengaruh –dalam kacamata kita yang gelap---. Tapi, manusia-manusia di luar Indonesia sungguh melihatnya dengan jelas. Mereka sudah tidak menggunakan kacamata lagi, yang mereka pakai adalah teropong yang bisa melihat benda-benda angkasa yang sungguh jauh jaraknya.
Hingga kadang-kadang terbersit pertanyaan, benarkah kita ini binatang berakal?