Bahasa Indonesia; Bahasa Gado-gado
Satu nusa satu bangsa dua "language". Sebuah judul yang *bagi saya* sangat menarik. karena ada embel-embel bahasa yang dianggap oleh banyak orang indonesia sebagai tolak ukur dari segi ilmunya. Sebenarnya, ketika saya membaca judul tersebut, saya menebak-nebak, bahwa isinya adalah fenomena yang sering kita lihat dalam kehidupan nyata. Bahwa orang yang bisa berbahasa inggris, atau gaya berbicaranya yang sedikit-sedikit dicampur inggris, tulisannya juga ada embel-embel Inggrisnya adalah orang yang pandai, orang yang cerdas dan tentu saja dikira sebagai orang yang berpendidikan tinggi. Dan ketika saya membaca artikel itu, tebakan saya ternyata benar. Dan artikel itu juga, saya menemukan sesuatu yang walaupun sebenarnya sudah usang, tapi bagi saya masih sangat baru. Yaitu hal bahasa Indonesia. Hal yang sering diucapkan oleh ahli bahasa *dalam hal ini bahasa Indonesia*, "Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar". Setelah membaca artikel tersebut, saya jadi aneh mendengar "yang baik dan benar". Karena, ternyata bahasa Indonesia itu berasal dari berbagai bahasa, bukan asli Indonesia. Sebagai contohnya, dalam teks Proklamasi yang kemudian dikeramatkan itu, ternyata semuanya berasal dari bahasa asing. satu nusa satu bangsa dua "language". Sebuah judul yang *bagi saya* sangat menarik. karena ada embel-embel bahasa yang dianggap oleh banyak orang indonesia sebagai tolak ukur dari segi ilmunya. Sebenarnya, ketika saya membaca judul tersebut, saya menebak-nebak, bahwa isinya adalah fenomena yang sering kita lihat dalam kehidupan nyata. Bahwa orang yang bisa berbahasa inggris, atau gaya berbicaranya yang sedikit-sedikit dicampur inggris, tulisannya juga ada embel-embel Inggrisnya adalah orang yang pandai, orang yang cerdas dan tentu saja dikira sebagai orang yang berpendidikan tinggi. Dan ketika saya membaca artikel itu, tebakan saya ternyata benar. Dan artikel itu juga, saya menemukan sesuatu yang walaupun sebenarnya sudah usang, tapi bagi saya masih sangat baru. Yaitu hal bahasa Indonesia. Hal yang sering diucapkan oleh ahli bahasa *dalam hal ini bahasa Indonesia*, "Gunakanlah bahasa Indonesia yang baik dan benar". Setelah membaca artikel tersebut, saya jadi aneh mendengar "yang baik dan benar". Karena, ternyata bahasa Indonesia itu berasal dari berbagai bahasa, bukan asli Indonesia. Sebagai contohnya, dalam teks Proklamasi yang kemudian dikeramatkan itu, ternyata semuanya berasal dari bahasa asing. Dalam teks ini, kita bisa melihat bagaimana kata-kata bahasa asing dan bahasa daerah menyatu menjadi suatu bahasa tunggal ika yang terbuka, yaitu :
bahasa Belanda (Proklamasi=proclamatie, nama=naam), San sekerta (merdeka=mahardhika, bangsa=vamsa, cara, saksama, Sukarno) Campa (kami=gamiy), Jawa (nyata=nyoto), Sunda (kuasa=kawasa) portugis (atas=antes), Itali (tempo=tempo), Cina (singkat), arab (hal, hatta), Jerman (dan), Jepang (’05, kalender showa), latin (Agustus, kalender Masehi), Yunani (nesia=nesos)
Selanjutnya, saya ingin berusaha menyodorkan pertanyaan kepada masyarakat Indonesia seluruhnya, dan juga pertanyaan khusus kepada warga negara Indonesia di Mesir, Apakah Bersolek dengan bahasa asing (khususnya Inggris) itu adalah sebuah keharusan? Atau hanya pemanis, biar disebut orang yang punya kecerdasan tingkat tinggi saja?
Akhirnya, bagaimanapun juga, kita harus bangga dengan bahasa pemersatu kita, yaitu bahasa Indonesia.
*Terkadang aku juga sering melakukan kesalahan itu, mulai sekarang, mari kita saling mengingatkan*