<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Turbulence

Seorang perempuan dengan gegabah menghampiriku. Ditariknya tanganku dengan tanpa perasaan. Lalu aku membentaknya dengan lembut.

"Ih, kamu apa-apaan sih? kaya anak kecil aja"
"Kamu yang apa-apaan? Kamu ngapain kemarin ga datang? Janjinya mau datang"
"Sorry, deh. That is my mistake. Soalnya burung dan ikanku meninggal dunia"
"Innalillahi wainnalilahi rojiun. O ya?"
"Iya, makanya aku sedih banget, dan itu yang membuatku malas keluar rumah"
"Hmmm....Kamu yang sabar yah. I'm sorry to hear that"

Aku diam saja. Padahal dalam hati seneng banget, udah berhasil mengalihkan pembicaraan... Keadaan hening sejenak. Dan tiba-tiba suara pun meluncur dengan lancar dari mulut mungil si perempuan.

"Cause everybody's gotta die sometime, we fell apart. Let’s make a new start. Cause everybody's gotta die sometime. Yeah, But baby don't cry"

Aku hampir tidak bisa menunjukkan ekspresi apa-apa. Batinku ngakak nggak karuan. Pinter juga nih perempuan bikin-kata-kata. Sialan.

"Udah, deh. Nggak usah gombal gitu. Kamu kan cewek. Nggak baik ngegombalin cowok," pintaku memelas.

Tiba-tiba mukanya jadi asem, manis, asin...Hmmm, tapi kayanya banyakan asemnya deh. Jadinya ya gitu, mukanya kayak ditekuk-tekuk gitu deh.Hehehe.

"Yah, kamu gimana sih? Jadi cowok yang pengertian dong. Saya kan cewek yang selalu mengedepankan perasaan. Jadi, kalau kamu sedih, saya juga ikutan sedih."

"O, gitu ya?"
"iya"
"Wong yang meninggal burung sama ikan saya, kok. Bukan saya."
"Walaupun..."
"Trus..."
"Cappe deh"
« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »