Kronologi AREMA Tidak Jadi Mengundurkan Diri
12.00 WIB : Pelatih, pemain dan manajemen tim menggelar meeting di
Hotel Singgasana. Tim pelatih memberikan wejangan mengenai strategi
yang akan dijalankan Arema untuk menghadapi Persiwa di laga lanjutan
match day babak delapan besar Ligina XIII, sore harinya.
15.20 WIB : Rombongan Arema berangkat menuju Stadion Gelora Delta
Sidoarjo. Sebelum meninggalkan hotel, Satrija Budi Wibawa, manajer
Arema memberikan wejangan kepada seluruh pemain. Dia mengatakan,
keputusan Arema mundur dan tidaknya akan diputuskan di stadion.
Pemain disarankan untuk tetap konsentrasi pada pertandingan.
15.40 WIB : Rombongan sampai di stadion. Dalam perjalanan, kondisi
pemain tampak tetap rileks meski sebagian besar dari mereka memendam
pertanyaan mengenai kepastian dari ancaman Arema mundur.
15.52 WIB : Rombongan perangkat pertandingan dan pengawas
pertandingan tiba di stadion.
15.57 WIB : Giliran rombongan Persiwa tiba di stadion.
16.01 WIB : Haruna Sumitro, ketua Pengda PSSI Jatim masuk dalam ruang
ganti pemain Arema. Dia terlihat berdialog dengan Satrija, bersama
dua asisten manajer M Taufan dan Ekoyono di pojok ruangan setelah
mendengar kabar Komisi Banding (komding) menolak banding Arema atas
hukuman Arema, Aremania dan kapten Alexander Pulalo. Namun surat
resmi keputusan itu belum diterima.
16.10 WIB : SBW memutuskan Arema tetap bertanding setelah seluruh
pemain juga sepakat ingin melanjutkan pertandingan. Meski Arema
merasa terzalimi, teraniaya dan diinjak-injak. Sikap itu diambil
karena masukan Aremania baik melalui sms dan telpon langsung ke
ponsel SBW. SBW bertanya kepada pemain, 'Kalian siap perang! Dan
dijawab, siap. SBW tidak bisa menyimpa rasa harunya hingga meneteskan
air mata dan sempat berpelukan dengan Haruna. Pemain memasuki
lapangan untuk pemanasan.
16.55 WIB : Pertandingan lanjutan dengan durasi 20 menit dilanjutkan.
Arema mampu mencetak satu gol di menit 80 oleh Emile Mbamba dan
merubah kedudukan menjadi imbang 2-2. Sebelumnya, Arema tertinggal 1-
2 dari Persiwa.
17.50 WIB : Rombongan Arema meninggalkan stadion menuju hotel.
18.20 WIB : Rombongan sampai di hotel dengan selamat. Dalam
perjalanan diwarnai nyanyian kemenangan Arema. Meski hasil
pertandingan lawan Persiwa adalah imbang 2-2. (poy heri pristianto)
(Poy Heri Pristianto)
DEMI AREMANIA
SIDOARJO - Keputusan berani, diambil Manajemen Arema. Mereka
memutuskan tetap melanjutkan perjuangan Arema di babak delapan besar
Ligina XIII.
Padahal sebelumnya, Arema mengancam akan mundur dari babak delapan
besar, jika sanksi untuk Arema, Aremania dan Alexander Pulalo tidak
dicabut.
Dalam sidang komisi banding kemarin sore, tak satupun sanksi itu
dicabut. Alex, tetap mendapat sanksi larangan dua kali pertandingan
plus denda Rp 25 juta, Arema didenda Rp 25 juta dan Aremania tetap
disanksi larangan tiga tahun nonton sepak bola.
Hanya beberapa menit sebelum kick off laga lanjutan Persiwa versus
Arema dimulai, Manajer Arema, Satrija Budi Wibawa, menyampaikan sikap
Arema tersebut. Sebelumnya, seluruh ofisial dan pemain plus tim
pelatih, menggelar pertemuan tertutup di ruang ganti pemain di
Stadion Gelora Delta Sidoarjo.
SBW, panggilan akrab Satrija, dalam pertemuan itu terlihat beberapa
kali menitikkan air mata. Pemain hanya bisa terdiam dan lainnya,
tertunduk. Sayang, pembicaraan yang terjadi di dalam, tidak bisa
terdengar.
Hanya saja, Arema sepertinya harus benar-benar harus mengambil
keputusan yang sangat berat, sebelum melanjutkan pertandingan. Semua
itu karena Aremania, kata SBW dalam penjelasannya.
SBW lantas bercerita, selama tiga hari tiga malam, pasca-keputusan
mundur itu dibuat, dia menerima ribuan sms dan telepon dari Aremania.
Mereka menyatakan sangat menyadari, mengerti dan memahami sikap dan
keputusan manajemen untuk mundur. Apalagi keputusan itu merupakan
bentuk solidaritas dengan belahan jiwa Arema, yaitu Aremania.
Kami, manajemen Arema, merasa Aremania adalah jiwa Arema. Aremania
adalah roh Arema, Aremania adalah semangat dan spirit Arema. Aremania
tidak sekadar atribut yang terpasang di badan mereka. Tapi di dalam
hati mereka. Arema dan Aremania, adalah satu kesatuan dalam satu
jiwa. Dalam satu roh dan dalam satu spirit, tandasnya.
Karena itulah, lanjut SBW, Arema bertekad memperbaiki kesalahan
dengan cara yang baik dan benar, serta dengan cara yang profesional.
Caranya dengan menjunjung tinggi sportivitas dan fair play.
Arema tidak ingin menjadi salah satu pihak, yang terlibat dalam
mencederai kompetisi Liga Indonesia XIII ini, meski selalu terzalimi
dan teraniaya. Allah, sepertinya sedang menurunkan amanah dalam
bentuk berbagai cobaan kepada Arema. Melalui orang-orang PSSI, agar
Arema selalu sabar dan kuat terhadap segala rintangan dan hadangan,
dengan tetap menjunjung sikap professional, sportivitas dan fair
play, sebut ayah tiga putra ini.
SBW juga sempat menyebut, intrik-intrik yang selalu dirasakan Arema
dan Aremania, tidak bisa dilepaskan dari persaingan bisnis antara PT
Bentoel, sebagai pemilik dan sponsor tunggal Arema, dengan sponsor
Liga Indonesia XIII.
Bentoel sendiri juga berharap, jangan sampai Arema dan Aremania
menjadi korban dari persaingan bisnis yang menyangkut Bentoel. Karena
itulah, dengan segala pertimbangan, dari perenungan yang jernih dan
dalam, manajemen Arema menyatakan bahwa sikap dan keputusan mundur,
bukan merupakan langkah yang baik dan benar,tandasnya.
Karena itu, masih kata SBW, manajemen memutuskan akan terus
mengikuti kompetisi Delapan Besar Liga Indonesia XIII ini. Semoga
Allah, senantiasa bersama kami, Arema, Aremania dan seluruh insan
sepak bola di Indonesia, demikian Satrija.
Sebelumnya, penasehat Arema Darjoto Setiawan menjelaskan, Arema dan
Aremania tidak bisa dipisahkan. Kalau satu sakit, maka yang lain ikut
merasa sakit. Kalau Arema tetap ikut dalam kompetisi, itu tak lepas
dari dukungan Aremania. Dia mengaku, banyak menerima SMA dari
Aremania yang minta agar Arema tidak mundur.
Selama Aremania masih mendampingi, Arema pasti akan tetap ikut
kompetisi di manapun. Dan bila Aremania menghendaki Arema tidak
mundur, maka kami akan mengikutinya. Apa yang dilakukan Arema dengan
tetap mengikuti babak Delapan Besar karena memenuhi permintaan
Aremania, jelas Darjoto. (poy/avi)(Poy Heri Pristianto)