<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>


Bahasa Indonesia di Mesir

Sebuah kebanggan bagi saya ketika saya menemui orang asing yang dengan kesusahannya bisa memahami, dan melafalkan bahasa Indonesia. Paling tidak, ini adalah kemajuan.

Kemudian saya mmembayangkan, seandainya saja bahasa Indonesia dijadikan sebagai salah satu bahasa dunia. Jadinya, ke mana-mana kita tidak bersusah payah dalam berkomunikasi. Contoh nyatanya, ya orang Inggris itu. Ke mana saja ia ber-pakansi, mereka tidak akan menemui kesulitan dalam berkomunikasi. Karena bahasa mereka telah dipelajari oleh seluruh dunia, dan telah menjadi ikon bahasa dunia. Ya, sampai pengemis yang tidak pernah mengenyam pendidikan saja bisa melafalkan dan mengerti kalimat good morning, what is your name? dan lain sebagainya.

Benar, saya sangat salut dengan orang asing yang bisa berkomunikasi menggunakan bahasa indonesia dengan lancar. Di sini, di Mesir ini, waktu pertama kali saya sampai di Mesir, saya diajari bagaimana menggunakan bahasa Arab Ammiyah Mesir. Karena bahasa Arab ammiyah atau bahasa pasaran Mesir sangatlah jauh pengucapannya dengan bahasa fusha yang saya pelajari ketika saya di pesantren. Saya sempat terkejut waktu itu. Karena yang mengajari saya waktu itu adalah orang Mesir asli. Rasa kejut itu semakin menjadi ketika ia menjelaskan semuanya dengan bahasa Indonesia dengan sangat lancar. We..O..We. Te..O..Pe.. Be..Ge..Te.... Top Banget gitu loh.

Jujur, waktu pertama kali saya di Mesir, saya tidak bisa memahami bahasa orang Mesir. bahkan ketika saya harus membeli kartu telepon, saya hanya bisa menggunakan bahasa isyarat. Yang bikin saya tambah aneh, mereka itu tidak mengerti bahasa Fusha. Oh my God. What kind of Language this is?

Rasa bangga saya semakin menjadi ketika saya mendengar ada orang Madagaskar juga pandai berbahasa Indonesia, lalu ada juga orang Comoros yang tidak saja pandai bahasa Indonesia, tapi juga bisa mengajar bahasa perancis dengan bahasa perantara bahasa Indonesia.

Sekarang, kalau kita mau menjumpai pasar-pasar di daerah Nasr city khususnya, juga di toko-toko, kita tidak bersusah menjelaskan dengan bahasa Mesir, karena mereka mengerti bahasa Indonesia.

Semakin bahasa Indonesia dikuasai oleh orang asing, semakin mudah kita berkomunikasi, dan makin mudah kita mempelajari bahasa orang lain. Mungkin itu nilai-nilai positifnya. Namun, dibalik itu semua ada sesuatu yang harus diterima. Bahwa semakin banyak orang asing yang bisa berbahasa Indonesia, semakin malas juga orang Indonesia belajar bahasa orang lain.

Maka, karena saya adalah orang Indonesia, saya cinta bahasa Indonesia, bisa ga ya jadi bahasa Dunia?
« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »