Kehebatan si Mr. Smiling Everytime
Bagaimanapun sulitnya hidup, mau tidak mau kita harus menjalaninya. Karena hidup itu adalah nasib, bukan pilihan. Seumpama kita hidup dalam ketidakadilan, penindasan, pembodohan, dan lain sebagainya, kita harus melanjutkan hidup itu. Tidak boleh kita putus asa, apalagi sampai melakukan bunuh diri massal seperti yang terjadi di Jepang. Tidak. Tidak, itu bukan solusi.
Betapa kecilnya saya ini, sehingga harus benar-benar mengakui kehebatan Soeharto. Luar biasa. Ia bisa membolak-balikkan fakta dengan jalan yang sangat sempurna, melakukan korupsi dengan tanpa peradilan, bahkan ketika ia mengalami koma, para pendukungnya berduyun-duyun untuk membesuknya. Ia juga menjadi ikon sebagai bapak pembangunan Indonesia. Sungguh luar biasa.
Tapi di sisi lain, orang-orang yang kontra dengannya, orang-orang yang telah memendam sejarah dengannya, menghujat dengan teriakan-teriakan "F*ck You Soeharto, Adili Soeharto, Seret Soeharto, Boyong keluarga cendana, dan kalimat-kalimat lain yang lebih pedas. Misalnya Anjing Soeharto, Babi Tien Soeharto, juga Keledai Tommy Soeharto.
Bagi saya, keadaan dimana orang harus setuju atau tidak setuju itu adalah sebuah kewajaran. Tergantung bagaimana latar belakang dari orang tersebut. Dengan adanya kejadian-kejadian seperi inilah, saya mendapatkan pelajaran yang sangat berharga. bagaimana kita harus menghargai pendapat orang lain. Lho? bagaimana bisa kita menghargai dua pendapat yang sangat bertentangan? Begini, menurut saya, setiap pandangan atau pendapat orang adalah sebuah anugerah, sebuah pandangan yang memperkaya khasanah berfikir kreatif. Jadi, mau tidak mau kita harus menghargai, walaupun pendapat itu sangat berlawanan dengan kita, atau bahkan menohok kepada diri kita. Dengan menghargai, kita bisa berdiskusi, mencari jalan keluar. Lalu menentukan sesuatu yang memang seharusnya kita jalankan.
Baiklah, saya akan menyebutkan kenapa orang-orang memuji-muji soeharto atau yang sebaliknya; membencinya.
Alasan yang paling mendasar kenapa orang menyayangi Soeharto adalah hubungan. Ya, Soeharto banyak mempunyai hubungan. Hubungan secara kekeluargaan/kekerabatan, hubungan/kepentingan politik, hubungan pekerjaan, dan hubungan-hubungan yang lainnya.
Ada juga yang sayang sama Soeharto karena ia telah menganggap Soeharto sebagai hero atau pahlawan bagi negaranya; Indonesia. Buktinya, Menjalankan perintah supersemar dengan cara menumpas PKI yang masih pro-kontra itu. Dengan menjalankan ini, Soeharto dianggap telah menyelamatkan Indonesia dari bahaya. Kemudian pembangunan yang pesat, hingga wajahnya pun dipampang pada uang kertas limapuluh ribu-an dengan sebutan Bapak pembangunan Nasional.
Lalu ada banyak orang yang mengaguminya karena telah merasa dibantu pada saat ia berkuasa.
Banyak orang yang memuji-muji Soeharto, tapi tidak sedikit yang tidak suka dengannya. Alasannya pun bermacam-macam.
Orang-orang pertama yang paling tidak bisa terima adalah korban politik pada masa-masa ia merebut kekuasaan dari Bung Karno. Semua orang yang menjadi korban pada masa itu masih memendam dendam sejarah yang dalam, hingga ada seseorang yang mengatakan " Saya ini pemaaf, tapi tidak untuk Soeharto" Lalu ada ribuan orang yang merasa dirugikan, juga korban pembantaian berdarah yang sangat terkutuk.
Salah satu alasan juga, yang membuat manusia Indonesia kemudian tidak menyukai Soeharto adalah karena di kemudian hari, banyak orang tahu bahwa Soeharto adalah "The Best and The Great Corruptor in This Wold". Julukan ini bukan tidak berdasar, mari kita lihat bandingkan.
Diktator Amerika Latin menjadi sorotan ketika ia mengeruk kekayaan negara yang mencapai US$ 1,8 juta sampai US$ 2,6 juta. Kemudian muncul Marcos, salah satu Presiden Philipina yang menilep kekayaan negara sampai US$ 5 sampai US$ 10 juta. Lalu di Afrika ada Kwame Nkrumah dari Ghana yang diduga menjarah "hanya" sekitar empat juta pound saja. Namun, semua koruptor itu kalah banyak dalam melakukan korupsi dengan Soeharto. Soeharto bisa mendapatkan lebih banyak dari koruptor-koruptor diatas. Ia bisa mengeruk kekayaan negara sampai US$ 73 Milyar selama masa kekuasaannya. Namun ia menyimpan "hanya" US$ 15 Milyar dari kekayaannya (Time, 24 Mei 2004). Mungkin pantas, karena kekayaan negara Indonesia melebihi kekayaan negara manapun di dunia. Namun, karena miskinnya ilmu yang dimiliki, sehingga menyebabkan penduduknya terjebak dalam kebodohan dan kemiskinan.
Nah, sekarang saya pengen nanya nih. Bagaimana menurut anda? Termasuk bagian manakah anda?