<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Siapa yang salah?

Aku dan Ari adalah dua pasang sahabat yang tidak bisa dipisahkan. Di mana ada aku, di sana ada Ari. Begitu juga sebaliknya. Namun, akhir-akhir ini kita sudah tidak rukun lagi. Ada sebuah masalah yang membuat persahabatan kami sedikit renggang.

Hal ini bermula pada perjalanan di sebuah siang yang begitu panas. Perjalanan itu begitu melelahkan. karena waktu itu, Kairo hujan debu. Mukaku panas, dan saraf otakku tidak bisa bekerja dengan normal. Di saat seperti inilah, biasanya si Ari mulai rewel.

"Phie, mendingan kita ke rumah si paijo aja, kan di sana ada pendinginnya," rengek si Ari.

Aku hanya diam, malas menjawab.

"Ya, Phie, ya. Ayo kita ke rumah Paijo," si Ari memaksa.

Dan aku tetap tidak menjawab.

Si Ari mulai jengah melihat aku tidak merespon setiap ucapannya. Ia mulai mengambil perjatianku dengan cara lain. Kali ini ia tidak hanya mengajak aku secara lisan. Ia mulai mengganggu aku dengan mengguncang-guncang bahuku. Dan tentu saja aku sangat terganggu. aku tidak bisa menahan emosiku.

"Kamu tuh ngapain sih, Ri?" bentakku, mengagetkannya.

Tiba-tiba saja ia salah tingkah. dan melengos pergi. Aku tidak tahu, kenapa ia berbuat begitu. Ah, tapi aku tidak perduli.

Menurut kamu, siapa coba yang salah?
« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »

» Post a Comment