<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe" }); } }); </script>


Resiko Nonton Bumi Manusia

Entah kenapa akhirnya aku harus ngisi blog ini lagi. Itu tak lain karena semangat puluhan tahun lalu itu mendadak tumbuh setelah menonton film Bumi Manusia. Ya, novel yang sudah kubaca entah berapa kali itu, akhirnya diadaptasi ke layar lebar. Dan di hari pertama pemutarannya aku menontonnya.

Secara garis besar, film ini luar biasa. Saya rasa mas hanung telah bersusah payah untuk bisa mengemas film ini agar sebisa mungkin apa yang didalam buku tidak hilang. Buktinya, film ini berputar selama 3 jam. Hmmm... Walaupun pada akhirnya memang tetap saja akan berbeda rasa membaca dengan menonton.

Salut untuk para pemain yang telah memerankan tokoh dengan total. Iqbal yang Minke yang cool. Mawar yang Annelis yang lemah lembut. Dan lagi, Nyai Ontosoroh yang tegas dan berani. Ah, tidak pernah merasa rugi aku menyempatkan diri menontonnya di tengah malam. Espektasiku mungkin terlalu tinggi, tapi tetap saja film ini hebat. Layak ditonton. Sebuah perlawanan pada ketidak adilan. Kalaupun kalah, setidaknya sudah melakukan perlawanan.

Bumi Manusia adalah buku pertama dari tetralogi pulau buru. Lanjutkan ya, masih ada Anak Segala Bangsa, Jejak Langkah dan Rumah Kaca.

« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »