<body><script type="text/javascript"> function setAttributeOnload(object, attribute, val) { if(window.addEventListener) { window.addEventListener('load', function(){ object[attribute] = val; }, false); } else { window.attachEvent('onload', function(){ object[attribute] = val; }); } } </script> <div id="navbar-iframe-container"></div> <script type="text/javascript" src="https://apis.google.com/js/platform.js"></script> <script type="text/javascript"> gapi.load("gapi.iframes:gapi.iframes.style.bubble", function() { if (gapi.iframes && gapi.iframes.getContext) { gapi.iframes.getContext().openChild({ url: 'https://www.blogger.com/navbar.g?targetBlogID\x3d35515654\x26blogName\x3dSeruput\x26publishMode\x3dPUBLISH_MODE_BLOGSPOT\x26navbarType\x3dBLUE\x26layoutType\x3dCLASSIC\x26searchRoot\x3dhttps://seruput.blogspot.com/search\x26blogLocale\x3den\x26v\x3d2\x26homepageUrl\x3dhttp://seruput.blogspot.com/\x26vt\x3d-8552764801363357580', where: document.getElementById("navbar-iframe-container"), id: "navbar-iframe", messageHandlersFilter: gapi.iframes.CROSS_ORIGIN_IFRAMES_FILTER, messageHandlers: { 'blogger-ping': function() {} } }); } }); </script>


Manusia

Allah menciptakan manusia itu dengan sempurna. Dan sempurnanya manusia itu mengalahkan kesempurnaan makhluk-makhluk Allah yang lain. Jadi, malaikat, jin, tumbuhan, hewan, angin, langit, batu, bumi dan semua makhluk Allah yang bukan manusia, itu kalah sempurna dengan manusia. Makanya manusia mendapatkan amanah, punya kemuliaan, sampai-sampai Allah memerintahkan kepada malaikat untuk bersujud kepada manusia (Adam). Mereka semua bersujud, kecuali iblis. Dalam teks al-Qur'an seperti itu, yang disuruh bersujud malaikat, tapi yang dikecualikan iblis. Sehingga ada yang berpendapat kalau iblis itu termasuk dari bangsa malaikat.

Saya tidak akan metuwek dengan membahas hal itu dalam blog yang hanya untuk diseruput ini. Bisa-bisa kalian pada kabur. Kok blognya jadi ilmiah sih? Atau, wah, jadi bukan seruput lagi donk? Iya, tidak.

Semua itu saya tulis, untuk menginformasikan bahwa manusia itu adalah sempurna-sempurnanya makhluk. Yang lain, tentu saja berada di bawah manusia nilai kesempurnaannya. Nah, dibalik kesempurnaan yang dimiliki manusia tersebut, ternyata setiap manusia dengan manusia lain itu masih beda. Ada yang tidak sama. Maha Besar Allah. Maha Suci Allah.

Kalau mau dilihat dari fisik, wah jangan ditanya, Allah tidak pernah kehabisan ide. Coba saja cari dua orang yang sama persis-sis. Niscaya kalian tidak akan mendapatkannya. Bahkan apa yang dikatakan oleh dokter sebagai kembar identik, masih saja ada bedanya. Itu fisiknya. Nah, yang lebih tidak mustahil dari itu adalah karakter manusia, kecenderungannya, kesukaannya, hobinya, kekuatannya, keilmuannya, dan lain sebagainya. Bermacam-macam. Ya bermacam-macam.

Ada Hitler yang suka membantai, ada Mao yang selalu uji coba dengan teori sosial komunisnya, ada Bush dengan gaya konspirasinya, ada Mubarok dengan gayanya yang njenggong enggak; ngeong juga enggak, ada Soeharto yang rajin mengumpulkan harta korupsi (kata surat kabar), ada Voltaire, Nietzche, Darwin, Einstein, Gandhi, Marx, Tolstoy, Ibn Hazm, ibn Taimiyyah, Imam Syafi’i, ibn Sina, al-Kadafi, ibn al-Qayyim, ibn Katsir, Suyuthi, ibn Hajar, dan masih banyak lagi, bisa puluhan, ratusan, ribuan, ratusan ribu, jutaan, miliaran, atau bahkan lebih dari itu. Hmmm...Tapi dari sekian perbedaan-perbedaan itu; dari sekian yang bermacam-macam itu, saya lebih tertarik kepada ulah seseorang yang mengaku dirinya Grandong. (Ini nyata lho, bisa dipertanggung jawabkan kalo ini benar-benar nyata. Saksi hidupnya insyaAllah masih ada) Sumpah, saya tidak tahu siapa sebenarnya orang yang mengaku Grandong ini. Sepertinya ia adalah teman saya semasa di SMP. Mendadak ia membacakan doa dalam bentuk teks yang kemudian ia kirimkan melalui sms-nya yang sedikit ‘nakal’. Lalu ia teror juga kawan saya yang dianggapnya ‘lawan’ saya, dia kerjain, sampai kawan saya itu tertawa-tawa geli; kadang-juga sebel; jengkel; mangkel, dan lain sebagainya. Dan kalau sudah begitu, kawan saya itu akan senyum-senyum sendiri, merasa geli hatinya, atau akan marah-marah kecil dengan menyebutnya ‘kurang kerjaan’, dan bisa juga ia terbakar emosi.

Hmm, sebagai kawan yang baik, saya akan mengingatkan; memberi saran kepada kawan saya itu, bahwa orang-orang yang berbuat demikian itu tidak perlu diladenin. Percuma. Anggap saja sebagai hiburan. Toh, tidak ada gunanya. Seperti yang biasa-biasa sudah kita dengar, bahwa sejatinya menang adalah kemenangan untuk tidak memusuhi walaupun dimusuhi; kemenangan untuk tidak membenci walaupun dibenci; kemenangan untuk tidak me-ngerjain walaupun dikerjain.

Ah, lucu juga. Biarin ajalah, Moet. Mungkin ada yang sedang menggarap tayangan acara “Gosip Islami”, dan mungkin juga, orang yang mengaku Grandong ini adalah salah satu reporternya. Kita harus tetap tenang. Ya, kita harus tetap tenang. Sambil terus melanjutkan aktivitas kita masing-masing. Sudahlah, Teruskan bacaanmu. Setelah itu, ambil pena, tuliskan dalam lembaran-lembaranmu. Beri arti pada yang sudah susah payah memahamkanmu. Biar mereka makin mantap, bahwa usaha mereka tidak sia-sia memberimu pelajaran.

Selamat melanjutkan aktivitas. Jangan lupa makan, ya
« Home | Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »
| Next »